MALANG KOTA – Selain Bank Sampah Malang, kini ada satu bank lagi berdiri. Namanya Bank Minyak Jelantah BMJ. Ini adalah penampung minyak jelantah untuk didaur ulang jadi biosolar. Adalah Rizka Hasnatul Azizah, sebagai founder Bank Minyak Jelantah BMJ. Perempuan yang akrab disapa Icha itu menceritakan, awalnya BMJ adalah kegiatan sosial yang concern mengelola minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah. Kegiatan itu bermula pada pertengahan 2020 lalu. Dia memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai admin perusahaan minyak goreng karena dilanda rasa bosan. â€Bosannya ya karena selama 7 tahun jadi admin melulu,†terangnya. Dari rasa bosannya itu, Icha mengembangkan karirnya dengan mendirikan BMJ. Dia berani mengambil risiko keluar dari pekerjaan kala pandemi Covid-19. Namun, dia yakin bisa menemukan jalan. Dia pun terinspirasi untuk mengumpulkan minyak jelantah dari warga maupun para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Selama ini jelantah kebanyakan dibuang ke selokan. Selain merusak alam, hal ini juga tidak ada nilai ekonominya. Padahal, jelantah itu bisa didaur ulang dan menambah nilai ekonomi. Dari situ, dia bersama tiga temannya rela jemput bola mengenalkan BMJ ke wilayah Malang Raya. Wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang dia jelajah untuk mengampanyekan mengelola minyak jelantah. Dari warga, dia beli di atas Rp 3000 per liternya. Tak mudah untuk mengenalkan BMJ ke masyarakat. Beberapa masyarakat yang ditemuinya sempat underestimate. Bahkan, mereka tak percaya jika minyak jelantah bisa didaur ulang. â€Sempat dulu dapat omongan, halah minyak jelantah masak bisa dijual lagi,†ceritanya. Wanita berusia 31 tahun itu tak putus asa. Dia terus melakukan sosialisasi meyakinkan masyarakat mendonasikan minyak jelantahnya. Upaya promosi pun dilakukan, yakni dengan menawarkan hasil penjualan berupa pemberdayaan UMKM dan hampers saat Lebaran. Nampaknya, upaya itu berhasil dilakukan oleh Icha. Sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam UMKM se-Malang Raya ikut andil dalam gerakannya. Mulai Dampit hingga Lawang menjadi anggotanya, serta hampir seluruh wilayah di Kota Malang juga menjadi anggotanya. Total sekitar 500 kg minyak jelantah dapat dia kumpulkan per bulannya. Dari hasil itu, minyak jelantah dikirim ke Surabaya. Icha menjelaskan jika minyak jelantah tersebut akan digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak BBM biosolar. Tentunya, itu menjadi peluangnya dalam menyelamatkan lingkungan dan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. Saat ini, dia terus berinovasi untuk menggaet UMKM di wilayah Malang Raya untuk survive. Sebab, dia melihat UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi. Dalam mengambil minyak jelantah, Icha menggunakan dua armada kendaraan. Yakni sebuah sepeda motor dan satu mobil pikap. Icha tak mempermasalahkan jauh dekatnya lokasi pengambilan minyak jelantah. Terpenting baginya yakni mampu membantu terhadap sesama. Alumnus Psikologi Universitas Mercu Buana UMB Yogyakarta itu yakin dengan usahanya mampu mengedukasi masyarakat pentingnya mengolah minyak jelantah. Dia menjelaskan jika penggunaan minyak goreng sewajarnya dua kali. Serta maksimal penggunaannya tiga kali. â€Saya harap masyarakat sadar kalau minyak jelantah itu bisa jadi awal biang kerusakan lingkungan hingga tubuh,†tuturnya. Bahaya dari minyak jelantah yang dibiarkan terbuang akan menimbulkan bau menyengat. Dampaknya, akan mengundang tikus dan kecoa masuk ke dalam rumah. Tak hanya itu, minyak jelantah juga akan berpotensi menyumbat aliran selokan. Sebab, air dingin jika bertemu minyak jelantah yang panas akan membeku. Hasil pembekuan tersebut itulah yang menyumbat selokan. Pada akhir obrolan, dia menceritakan harapan BMJ dapat diterima di Kota Batu. Saat ini, dia bersama timnya sedang bergerak untuk masuk ke sana. â€Semoga aja bisa ada salah satu dari sana Kota Batu, agar BMJ dapat bermanfaat untuk khalayak luas,†tutup dia. adn/c1/abm/rmc MALANG KOTA – Selain Bank Sampah Malang, kini ada satu bank lagi berdiri. Namanya Bank Minyak Jelantah BMJ. Ini adalah penampung minyak jelantah untuk didaur ulang jadi biosolar. Adalah Rizka Hasnatul Azizah, sebagai founder Bank Minyak Jelantah BMJ. Perempuan yang akrab disapa Icha itu menceritakan, awalnya BMJ adalah kegiatan sosial yang concern mengelola minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah. Kegiatan itu bermula pada pertengahan 2020 lalu. Dia memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai admin perusahaan minyak goreng karena dilanda rasa bosan. â€Bosannya ya karena selama 7 tahun jadi admin melulu,†terangnya. Dari rasa bosannya itu, Icha mengembangkan karirnya dengan mendirikan BMJ. Dia berani mengambil risiko keluar dari pekerjaan kala pandemi Covid-19. Namun, dia yakin bisa menemukan jalan. Dia pun terinspirasi untuk mengumpulkan minyak jelantah dari warga maupun para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Selama ini jelantah kebanyakan dibuang ke selokan. Selain merusak alam, hal ini juga tidak ada nilai ekonominya. Padahal, jelantah itu bisa didaur ulang dan menambah nilai ekonomi. Dari situ, dia bersama tiga temannya rela jemput bola mengenalkan BMJ ke wilayah Malang Raya. Wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang dia jelajah untuk mengampanyekan mengelola minyak jelantah. Dari warga, dia beli di atas Rp 3000 per liternya. Tak mudah untuk mengenalkan BMJ ke masyarakat. Beberapa masyarakat yang ditemuinya sempat underestimate. Bahkan, mereka tak percaya jika minyak jelantah bisa didaur ulang. â€Sempat dulu dapat omongan, halah minyak jelantah masak bisa dijual lagi,†ceritanya. Wanita berusia 31 tahun itu tak putus asa. Dia terus melakukan sosialisasi meyakinkan masyarakat mendonasikan minyak jelantahnya. Upaya promosi pun dilakukan, yakni dengan menawarkan hasil penjualan berupa pemberdayaan UMKM dan hampers saat Lebaran. Nampaknya, upaya itu berhasil dilakukan oleh Icha. Sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam UMKM se-Malang Raya ikut andil dalam gerakannya. Mulai Dampit hingga Lawang menjadi anggotanya, serta hampir seluruh wilayah di Kota Malang juga menjadi anggotanya. Total sekitar 500 kg minyak jelantah dapat dia kumpulkan per bulannya. Dari hasil itu, minyak jelantah dikirim ke Surabaya. Icha menjelaskan jika minyak jelantah tersebut akan digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak BBM biosolar. Tentunya, itu menjadi peluangnya dalam menyelamatkan lingkungan dan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. Saat ini, dia terus berinovasi untuk menggaet UMKM di wilayah Malang Raya untuk survive. Sebab, dia melihat UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi. Dalam mengambil minyak jelantah, Icha menggunakan dua armada kendaraan. Yakni sebuah sepeda motor dan satu mobil pikap. Icha tak mempermasalahkan jauh dekatnya lokasi pengambilan minyak jelantah. Terpenting baginya yakni mampu membantu terhadap sesama. Alumnus Psikologi Universitas Mercu Buana UMB Yogyakarta itu yakin dengan usahanya mampu mengedukasi masyarakat pentingnya mengolah minyak jelantah. Dia menjelaskan jika penggunaan minyak goreng sewajarnya dua kali. Serta maksimal penggunaannya tiga kali. â€Saya harap masyarakat sadar kalau minyak jelantah itu bisa jadi awal biang kerusakan lingkungan hingga tubuh,†tuturnya. Bahaya dari minyak jelantah yang dibiarkan terbuang akan menimbulkan bau menyengat. Dampaknya, akan mengundang tikus dan kecoa masuk ke dalam rumah. Tak hanya itu, minyak jelantah juga akan berpotensi menyumbat aliran selokan. Sebab, air dingin jika bertemu minyak jelantah yang panas akan membeku. Hasil pembekuan tersebut itulah yang menyumbat selokan. Pada akhir obrolan, dia menceritakan harapan BMJ dapat diterima di Kota Batu. Saat ini, dia bersama timnya sedang bergerak untuk masuk ke sana. â€Semoga aja bisa ada salah satu dari sana Kota Batu, agar BMJ dapat bermanfaat untuk khalayak luas,†tutup dia. adn/c1/abm/rmc
Pekerjamemindahkan minyak jelantah di lokasi pengepul minyak jelantah kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 16 Februari 2022. Untuk diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan larangan terbatas untuk ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), produk refined, bleached, and deodorized (RBD) palm olein, dan minyak jelantah mulai 24 Januari 2021.
Perkembangan teknologi pengelolaan limbah minyak goreng bekas sekarang sudah memiliki solusi yang baik. Minyak goreng used cooking oil UCO atau jelantah yang selama ini selalu dibuang oleh para konsumen karena memang tidak bisa dipakai lagi sekarang bisa diolah menjadi bahan bakar biodiesel. Masyarakat yang biasanya membuang Minyak jelantah begitu saja sebaiknya dikumpulkan terlebih dahulu sampai minimal 1 liter. Ketika sudah cukup, bisa dijual ke agen pengepul minyak jelantah terdekat. Minyak goreng umumnya dipakai 1-2 kali goreng, kemudian dibuang. Pembuangan minyak jelantah sembarangan dan terus menerus dalam jangka panjang akan mencemari lingkungan. Berawal dari keprihatinan peduli lingkungan akhirnya menemukan solusi yang tepat. Minyak jelantah yang dihasilkan oleh pemakaian minyak goreng di sektor rumah tangga maupun industri, seperti restoran, warung makan, kafe, penginapan, hotel dan spa, pabrik kerupuk, kentang goreng, kacang goreng, keripik, dan lainnya bisa ditampung dan diolah menjadi bahan bakar biodiesel. Kebutuhan minyak jelantah sebagai bahan biodiesel semakin banyak menciptakan peluang atau pundi pundi uang. Masyarakat sudah mulai rutin mengumpulkan minyak jelantah karena bisa dijual, sementara agen agen pengepul minyak jelantah sudah banyak bermunculan dari perorangan maupun badan usaha. Nah bagi yang belum tahu kemana menjual minyak jelantah yang sudah dikumpulkan, kami telah merangkum beberapa perusahaan pengepul minyak goreng bekas sebagai berikut. PT Sejahtera Karna Menggoreng PT SKM PT Sejahtera Karna Menggoreng PT SKM salah satu pengepul minyak jelantah atau minyak goreng bekas yang fokus mengumpulkan jelatan skala rumah tangga dan industri rumahan. PT SKM sudah meluncurkan aplikasi J-lantah yang memudahkan antara penjual atau user dan mitra j-lantah. User atau penjual adalah ibu ibu rumah tangga, pemiliki warung, rumah makan dll, Sementara mitra adalah para driver online yang siap mengantar dan menyetorkan minyak jelantah dari user ke PT SKM. User bisa menjual atau menyetor dalam volume kecil minimal 1 liter. Adanya aplikasi j-lantah akses mengumpulkan jelatah semakin mudah tidak terbatas jarak, walaupun masih fokus didaerah jakarta, tangerang, bogor, depok dan bekasi, namun bisa juga untuk daerah kota kota besar lainnya selama masih tersedia jasa pengiriman. ALAMAT JL. IR. H. JUANDA 3 NO 8 GAMBIR, JAKARTA PUSAT 10120No telp +62 8231 231 8811Download aplikasi di Pengepul minyak jelantah atau minyak goreng bekas selanjutnya ada . adalah perusahaan start up yang fokus mengumpulkan jelantah untuk diolah menjadi bahan biodiesel. Start up ini berdiri tahun 2020 dan bergerak mengumpulkan limbah minyak kelapa sawit dan turunannya terutama minyak goreng bekas UCO = Used Cooking Oil. Limbah yang berhasil dikumpulkan akan diolah menjadi biodiesel. Biodiesel adalah salah satu bahan bakar yang aman dan ramah lingkungan. Alamat Jl. Taman Setiabudi Timur No 36 Kec Setiabudi, Kelurahan Setiabudi Jakarta SelatanNo telp 08 77777 005 99 PT. Hijau Daun Energi Masyarakat yang sedang mencari pengepul minyak jelantah bisa datang dan menghubungi PT. Hijau Daun Energi. PT. Hijau Daun Energi adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengumpulan limbah minyak kelapa sawit, khususnya minyak goreng bekas atau jelantah industri rumah tangga. Perusahaan sudah berdiri sejak tahun 2016 dan telah berperang mengolah limbah limbah minyak goreng menjadi energi ramah lingkungan. Alamat Jl. Green Sedayu 05 Pergudangan Modern Green Sedayu Bizpark Cakung Blok 5 No. 002, Kel. Cakung Timur, Kec. Cakung, Kota Administrasi Jakarta TimurNo Phone 021-22874291/ +62 08115965996 PT Beli Jelantah Berbeda dengan perusahaan lain, PT Beli jelantah memiliki progam pemberdayaan masyarakat yang berhubungan dengan limbah minyak goreng. Ketika perusahaan lain hanya fokus pengumpulan dengan cara membeli langsung dari pengumpul, PT beli jelantah memiliki progam selain door to door membeli minyak jelantah ke konsumen. PT jelantah memiliki progam pertukaran minyak jelatah dengan kebutuhan sehari hari seperti shampo, sabun, minyak goreng, dll. Kemudian ada juga progam pelatihan bagi komunitas atau masyarakat tentang pengolahan jelantah menjadi nila guna seperti sabun. Alamat Rukan Exclusive Radin Inten Jakarta Timur – IndonesiaNo telp +62 812 8509 2806 CV. Artha Metro Oil Rekomendasi terakhir untuk pengepul minyak jelantah adalah CV. Artha Metro Oil. CV arhta Metro Oil adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perminyaka, terutama pengumpulan dan pengelolaan minyak bekas atau minyak jelantah. Minyak bekas diolah menjadi biodiesel dan djual kembali ke masyarakat sebagai energi ramah lingkungan. Perusahaan ini bermarkasi di sidoarjo, silakan bagi yang sedang mencari pengepul minyak area sidoarjo, surabaya dna jawa timur bisa menghubungi kontak berikut. Alamat Kompleks Pergudangan Meiko Abadi C-31 & C-32 Desa Wedi, Sidoarjo, Jawa TimurNo telp 61254031-8014663 / 031-8014635 Itulah beberapa perusahaan yang menjadi pengepul minyak jelantah atau minyak goreng yang bisa menjadi tempat masyarakat menjual jelantah yang telah terkumpul. Usahakan mencari tempat yang terdekat dan terjangkau serta memiliki harga jual yang tinggi sehingga bisa menikmati. Sekian semoga minyak jelantah kalian cepat terkumpul. Terima kasih.
MinyakJelantah Bantu Ekonomi Warga, Pengepul Berharap Permendag Dikaji Ulang Pengepul minyak tanah berharap Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 2 Tahun 2022 dikaji ulang. Jumat, 28 Januari 2022JAKARTA - Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia GIMNI menilai penggunaan minyak jelantah minyak goreng bekas pakai yang diolah kembali lebih ekonomis digunakan untuk pembuatan Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia GIMNI Sahat Sinaga menuturkan harga minyak jelantah jauh lebih jelantah itu, lanjut Sahat, bisa digunakan untuk kebutuhan bio-diesel. Minyak jelantah itu bisa dijual kepada industri biodiesel."Pengusaha bio-diesel itu kan menunggu harga minyak sawit mentah a murah," katanya kepada Bisnis, Kamis 10/10/2019. Bahan baku utama biodiesel selama ini adalah adalah minyak sawit mentah atau CPO crude palm oil. Sahat mengatakan harga CPO bisa mencapai sementara harga minyak jelantah hanya sebesar mengatakan pemerintah sebaiknya membuat regulasi turunan terkait dengan industri pengepul dan penyulingan minyak jelantah satunya, kata dia, di setiap kota besar diatur pengepul dari hotel, restoran, dan sebagainya dikumpulkan untuk kemudian menyuplai minyak jelantah ke industri juga menyarankan agar pemerintah membuat industri biodiesel kecil di tiap kota. Industri itu, kata dia bisa menjadi target pasar bagi para pengepul minyak jelantah tersebut."Di kota itu membuat pabrik biodiesel. jadi hidup semua," CurahTerkait regulasi minyak curah, Sahat menilai kebijakan Menteri Perdagangan untuk penggunaan kemasan sederhana dalam penjualan minyak goreng di pasar sederhana dengan harga acuan di pasar tradisional disebut berpotensi mematikan industri pengepulan dan penyulingan minyak mengingatkan bahwa saat ini sekitar 20 persen dari total minyak curah yang beredar di pasaran merupakan minyak jelantah yang diolah dalam satu tahun kebutuhan minyak curah di pasar mencapai 4,2 juta ton. Selama ini minyak pabrik hanya memenuhi kebutuhan minyak curah sebanyak 3,3 juta mengatakan jangan sampai kebijakan pemerintah itu mematikan industri pengepulan dan penyulingan minyak jelantah. Mereka, kata Sahat, merupakan industri rumahan."Itu mereka industri rumahan jangan sampai bisnisnya dimatikan," agar industri itu tidak mati, pemerintah bisa memberikan izin kepada para pengepul dan penyuling minyak jelantah itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih DalamMasakami buang minyak jelantah yang sudah kami kumpulkan?," ujar Rano Rusdiana, salah satu pengepul minyak jelantah, kepada Sudutpandang.id, di Jakarta, Kamis (27/1/2022). Usaha minyak jelantah Rano Rusdiana (Foto:istimewa)