DiIndonesia, hak masyarakat terhadap. penggunaan air dijamin melalui Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Tahun 19454, dan Undang- Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air5. Dalam perkembangannya, air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang. makin langka dan relatif tidak ada sumber penggantinya. Beberkan sejumlah capaian dan tantangan ke depan Sekjen Kemendagri Hudori dalam sambutannya pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Memperingati HUT ke-494 Kota Jakarta di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 22/6/2021. Dok. Kemendagri Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Sekjen Kementerian Dalam Negeri Kemendagri Muhammad Hudori membeberkan sejumlah capaian dan tantangan ke depan yang dihadapi Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta. Menurutnya, letak geografis Provinsi DKI Jakarta yang strategis, ditambah lagi dengan jumlah penduduk yang cukup besar berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 sebanyak 10,56 juta jiwa, merupakan sejumlah potensi yang dimiliki Kota Jakarta.ā€œDengan persentase penduduk usia produktif 15-64 tahun sebesar 71,98 persen serta indeks pembangunan manusia DKI Jakarta yang mencapai 80,77 persen, dan ini merupakan yang tertinggi di Indonesia,ā€ ujar Hudori dalam sambutannya pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Memperingati HUT ke-494 Kota Jakarta di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 22/6/2021.1. Potensi untuk pulih dan tumbuh kembali sangat besarSekjen Kemendagri Hudori dalam sambutannya pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Memperingati HUT ke-494 Kota Jakarta di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 22/6/2021. Dok. Kemendagri Dukungan sumber daya manusia maupun letak geografis yang strategis tersebut masih menjadikan Jakarta sebagai pusat perekonomian dan keuangan terbesar di Indonesia. Meskipun pada kuartal pertama pada tahun 2021 ini Jakarta masih mencatat pertumbuhan yang minus -1,65 persen, Jakarta mencatat realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN mencapai Rp8,76 triliun terbesar ketiga di Indonesia, dan realisasi Penanaman Modal Asing PMA mencapai juta.ā€œProduk Domestik Regional Bruto PDRB Jakarta masih merupakan yang terbesar tahun 2020 tercatat triliun sehingga potensi untuk pulih dan tumbuh kembali sangat besar,ā€ kata Hudori. Baca Juga HUT ke-494 DKI Jakarta, Anies Ini Masa Sulit, Tapi Bukan yang Berat 2. Masih harus terus bekerja kerasSekjen Kemendagri Hudori bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Memperingati HUT ke-494 Kota Jakarta di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 22/6/2021. Dok. Kemendagri Selain capaian-capaian tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, antara lain angka Tingkat Pengangguran Terbuka TPT, yaitu 8,51 persen per-Februari 2021, persentase penduduk miskin per-September 2020 mencapai 4,69 persen nasional 10,19 persen serta gini rasio yang mencapai 0,40 nasional 0,385. ā€œUntuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentunya masih harus terus bekerja keras, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menekan angka tingkat pengangguran terbuka, dan rasio ketimpangan,ā€ jelas Mampu wujudkan birokrasi profesional dengan perkembangan teknologi informasiMal Pelayanan Publik di DKI Jakarta. IDN Times/Gregorius Aryodamar P Sementara itu, diketahui target pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024, yaitu pertumbuhan ekonomi 5,4-6,0 persen, tingkat kemiskinan 6,5-7,0 persen, Gini rasio 0,370-0,374, tingkat pengangguran terbuka TPT 4,0-4,6 persen, dan indeks pembangunan manusia IPM 75,54. Hudori menyampaikan, berbagai upaya pencapaian target tersebut harus selaras dengan upaya mewujudkan pelayanan publik yang prima di semua sektor. Upaya mendukung kemudahan investasi melalui reformasi struktural dan penyederhanaan birokrasi harus terus diupayakan agar tercipta birokrasi yang fleksibel, memiliki kapabilitas yang baik, dan budaya kerja yang unggul. ā€œSaya yakin dan percaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu mewujudkan birokrasi yang profesional, inovatif, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi,ā€ pungkasnya. WEB Baca Juga Kemendagri Minta Pemda Percepat Realisasi APBD TA 2021 Berita Terkini Lainnya Arearesapan Air di Provinsi DKI Jakarta masih sangat sedikit jumlahnya. Danau Sunter merupakan 7. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan Tabel 1 : Potensi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan. Pengelompokkan Kegiatan Makro Mahasiswa/Alumni Universitas Gadjah Mada10 Januari 2022 0452Hallo Christian, kakak izin menjawab yaa Sumber daya alam adalah segala hal di permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pada setaip daerah di dunia terutama pada setiap prvinsi di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda. Baik itu sumber daya alam bahan galian, minyak bumi, perkebunan, dsb. Provinsi Jakarta memiliki potensi sumber daya alam yaitu sumber daya alam laut di Jakarta Utara sebagai tempat pariwisata hingga kerang yang diamnfaatkan. Semoga menjawab yaa Energiterbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Contoh dari energi terbarukan adalah seperti sinar matahari, ombak, angin, dan air. Pemda DKI Jakarta Nyatakan Dukungan; Pemanfaatan Konsep Kesebangunan Dua Segitiga dalam Aktivitas Sehari-hari;

Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1ī€ƒī€ƒPotensi Sumber Daya Air di Indonesia1oleh Candra Samekto2 dan Ewin Sofian Winata3I. Pendahuluan Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga penyediaan air baku untuk kebutuhan domestik, irigasi dan industri menjadi menjadi perhatian dan prioritas utama. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa PBB mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air. Di Indonesia, hak masyarakat terhadap penggunaan air dijamin melalui Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19454, dan Undang- Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air5. Dalam perkembangannya, air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan relatif tidak ada sumber penggantinya. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara kaya air, namun dalam pemanfaatannya terdapat permasalahan mendasar yang masih terjadi. Pertama, adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada musim hujan, beberapa bagian di Indonesia mengalami kelimpahan air yang luar biasa besar sehingga berakibat terjadinya banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkannya. Di sisi lain, pada musim kering kekurangan air dan kekeringan menjadi bencana di beberapa wilayah lainnya. Permasalahan mendasar yang kedua adalah terbatasnya jumlah air yang dapat dieksplorasi dan dikonsumsi, sedangkan ī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒ1ī€ƒDisampaikanī€ƒpadaī€ƒSeminarī€ƒNasionalī€ƒAplikasiī€ƒTeknologiī€ƒPenyediaanī€ƒAirī€ƒBersihī€ƒuntukī€ƒKabupaten/Kotaī€ƒdiī€ƒIndonesia.ī€ƒDiselenggarakanī€ƒolehī€ƒPusatī€ƒTeknologiī€ƒLingkunganī€ƒā€ī€ƒBPPTī€ƒdiī€ƒJakartaī€ƒpadaī€ƒtanggalī€ƒ16ī€ƒJuniī€ƒ2010ī€ƒ2ī€ƒFungsionalī€ƒPerencanaī€ƒMudaī€ƒdiī€ƒDirektoratī€ƒPengairanī€ƒdanī€ƒIrigasi,ī€ƒBappenasī€ƒ3ī€ƒStafī€ƒPerencanaī€ƒdiī€ƒDirektoratī€ƒPengairanī€ƒdanī€ƒIrigasi,ī€ƒBappenasī€ƒ4 Pasal 33 ayat 3 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa ā€œBumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran rakyatā€. 5 Pasal 5 UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air, menyebutkan bahwa ā€œNegara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktifā€. 2ī€ƒī€ƒjumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan air baku meningkat secara drastis. Masalah kualitas air semakin mempersempit alternatif sumber-sumber air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ketersediaan air sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, bahkan air dapat menjadi salah satu factor penghambat pertumbuhan perekonomian suatu negara. Schouten 2006 memaparkan beberapa data yang menyajikan fakta bahwa air sangat penting pernanannya dalam pembangunan ekonomi sebagaimana ditampilkan dalam gambar di bawah ini Gambar 1. Curah Hujan vs Pertumbuhan GDP di Etiopia 1982-2000 Schouten, 2006. -80-60-40-200204060801982198319841985198619871988198919901991199219931994199519961997199819992000yearpercentage-30-25-20-15-10-50510152025rainfall variation around the meanGDP growth-80-60-40-200204060801982198319841985198619871988198919901991199219931994199519961997199819992000yearpercentage-30-25-20-15-10-50510152025rainfall variation around the meanGDP growth 3ī€ƒī€ƒGambar 2. Curah Hujan vs Pertumbuhan GDP di Zimbabwe 1979-1993 Schouten, 2006 Dari Gambar 1 dan Gambar 2 di atas dapat dengan sangat jelas terlihat bahwa fluktuasi pertumbuhan ekonomi Etiopia dan Zimbabwe mempunyai pola yang sama dengan ketersediaan curah hujan di daerah tersebut. Dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan air yang mengiringinya, masa depan neraca air, ketersediaan infrastruktur dan pelayanan sumber daya air nampaknya akan menjadi sangat timpang dan sensitif. Untuk itu dibutuhkan pengelolaan sumber daya air yang baik agar potensi yang ada dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan. II. Potensi Sumber Daya Air Di Indonesia Secara nasional, ketersediaan air di Indonesia mencapai 694 milyar meter kubik per tahun. Jumlah ini pada dasarnya adalah potensi yang dapat dimanfaatkan, namun faktanya saat ini baru sekitar 23 persen yang sudah termanfaatkan, dimana hanya sekitar 20 persen yang dimanfaatkan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku GDP growth % in Rainfall MeterReal GDP growth %Variability in Rainfall Meter 4ī€ƒī€ƒrumah tangga, kota dan industri, 80 persen lainnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Hartoyo, 2010 Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan masuk ke dalam cekungan-cekungan air tanah yang potensinya mencapai lebih dari 308 milyar meter kubik. Potensi volume cekungan air tanah terbesar berada di Sumatera yaitu sebesar 110 milyar meter kubik. Tabel 1. Potensi Cekungan Air Tanah No. Pulau CekunganJumlah Luas km2 Volume Juta m3 1 Sumatera 65 270,656 109,926 2 Jawa 80 80,936 41,334 3 Kalimantan 22 209,971 68,473 4 Bali 8 4,381 1,598 5 Nusa Tenggara 47 41,425 10,139 6 Sulawesi 91 37,768 20,244 7 Maluku 68 25,830 13,174 8 Papua 16 52,662 43,400 Total 397 723,629 308,288 Sumber Status Lingkungan Hidup Indonesia 2008, Kementerian Lingkungan Hidup. Indonesia memiliki lebih dari sungai yang sebagian besar di antaranya memiliki kapasitas tampung yang kurang memadai sehingga tidak bisa terhindar dari bencana alam banjir, kecuali sungai-sungai di Pulau Kalimantan dan beberapa sungai di Jawa. Secara umum sungai-sungai yang berasal dari gunung berapi volcanic mempunyai perbedaan slope dasar sungai yang besar antara daerah hulu upstream, tengah middlestream dan hilir downstream sehingga curah hujan yang tinggi dan erosi di bagian hulu akan menyebabkan jumlah sedimen yang masuk ke sungai sangat tinggi. Tingginya sedimen yang masuk akhirnya menimbulkan masalah pendangkalan sungai terutama di daerah hilir yang relatif lebih landai dan rata, sehingga sering terjadi banjir di dataran rendah Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2003. Sungai-sungai tersebut dikelompokkan menjadi 133 Wilayah Sungai WS yang terdiri dari 13 WS kewenangan kabupaten, 51 WS kewenangan propinsi, dan 69 WS pusat yang berlokasi di lintas propinsi, lintas negara, dan sungai strategis nasional. Hartoyo, 2010. Jika dilihat lebih dalam dari aspek hidrologisnya, kondisi sungai-sungai induk sangat bervariasi dari kondisi baik, sedang hingga buruk sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam Tabel 2 di bawah ini 5ī€ƒī€ƒTabel 2. Volume Sungai dan Kondisi Hidrologis beberapa Sungai Tahun 2006 Provinsi/ Induk Sungai Lokasi Luas DAS km2 Volume 106 m3 Kondisi Hidrologis Sumatera Utara Barimun Seroja, Labuhan Batu Baik Bingei Binjai, Langkat 789,30 Baik Asahan Asahan, Pulau Rakyat, Pulau Raja Baik Sumatera Barat Batang Kuantan Lima Puluh Koto, Payahkumbuh Buruk Riau S. Rokan Lubuk Bendahara, Kampar Sedang S. Siak Pantai Cermin, Siak Hulu, Kampar Baik Batang Kampar Lipat Kain, Kampar Baik Batang Kuantan Lbk Ambacang, Kuantan Sedang Jambi S. Batanghari Batang Hari, Jambu Baik Sumatera Selatan S. Musi Sungai Rotan, Gelumpang, Muara Enim Baik Lampung Way Seputih Buyut Udik, Lampung Tengah 584,40 Buruk Way Sekampung Pujo Rahayu, Gedong Tataan, Lampung Selatan Buruk Jawa Barat Kertasemaya, Indramayu Baik Jawa Tengah S. Pemali Brebes, Brebes Buruk S. B. Solo Jebres, Jebres, Surakarta Buruk S. Serayu Kedunguter, Banyumas, Banyumas Sedang D I Yogyakarta S. Progo Duwet, Kalibawang, Kulon Progo Buruk Jawa Timur B. Solo Lamongan Baik Banten S. Cisadane Sukasari, Babakan, Tangerang Buruk S. Ciujung Cidoro Lebak, Rangkasbitung, Lebak Buruk Kalimantan Barat S. Kapuas Manggu, Ngabang, Pontianak Baik Kalimantan Tengah S. Barito Dusun Tengah, Barito Selatan 237,80 Buruk S. Kapuas Kapuas, Kapuas Sedang S. Kahayan Kurun, Gunung Mas Baik S. Katingan Kasongan, Barito Sedang S. Mentaya Mentaya, Kotawaringin Timur Baik S. Lamandau Arut, Kotawaringin Buruk Sulawesi Tengah S. Palu Palu Selatan, Palu 910,20 Sedang Sulawesi Selatan S. Rongkong Ampana,. Sadang, Luwu Sedang S. Cinranae Madukeling, Sengkang, Wajo Buruk S. Walanae Mong, Mario Riwano, Soppeng Buruk 6ī€ƒī€ƒ S. Sadang Kabere, Cendana, Enrekang Sedang Sulawesi Tenggara L. Roraya Lainea, Konawe Selatan 482,50 Buruk Sumber Kementerian Lingkungan Hidup, 2009 Untuk meningkatkan manfaat dan ketersediaan air, telah dibangun bendungan yang hingga saat ini telah mencapai 235 buah. Berdasarkan klasifikasi menurut ketinggian dan volume tampungan, bendungan dibedakan menjadi a bendungan dengan ketinggian lebih dari atau sama dengan 15 meter dengan volume lebih besar dari atau sama dengan m3 sebanyak 100 buah dan b bendungan dengan ketinggian kurang dari 15 meter dengan volume lebih besar dari atau sama dengan m3 sebanyak 135 buah. Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2003 Selain irigasi pada umumnya, pemanfaatan rawa untuk pertanian juga telah dilakukan untuk menunjang pencapaian peningkatan produksi pangan nasional. Luas lahan rawa masih bersifat perkiraan, dan estimasi yang dilakukan oleh beberapa peneliti dan beberapa instansi. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang bervariasi terhadap luas lahan rawa di Indonesia, seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Dari Total luas luas rawa di Indonesia tersebut, data dari Kementerian Pekerjaan Umum 2007 menyatakan bahwa hanya 10,8 juta hektar yang berpotensi untuk dikembangkan, terdiri dari 8,4 juta hektar rawa pasang surut tidal dan 2,4 juta hektar rawa non-pasang surut. Sebagian besar rawa yang potensial tersebut, 91,32 persen berada di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Dari total 10,8 juta hektar rawa potensial tersebut, 2,9 juta hektar rawa pasang surut dan 1 juta hektar rawa lebak telah direklamasi baik oleh pemerintah, maupun swasta dan masyarakat. Dari total 3,9 juta hektar lahan yang rawa yang telah direklamasi, baru sekitar 2,6 juta hektar yang telah dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, tambak dan lainnya. Secara rinci luas rawa potensial di Indonesia disajikan pada Gambar 3. Pohon Rawa Potensial Indonesia. 7ī€ƒī€ƒTabel 3. Estimasi Luas Rawa di Indonesia Sumber Departemen Pertanian, 2006 8ī€ƒī€ƒGambar 3. Pohon Rawa Potensial Indonesia Sumber Tim Swakelola Subdit Cantek Direktorat Rawa dan Pantai, 2007 III. Kondisi Sumber Daya Air di Indonesia A. Kondisi DAS Masalah air di Indonesia ditandai dengan kondisi lingkungan yang makin tidak kondusif sehingga makin mempercepat kelangkaan air. Kerusakan lingkungan antara lain disebabkan oleh terjadinya degradasi daya dukung daerah aliran sungai DAS hulu akibat kerusakan hutan yang tak terkendali sehingga luas lahan kritis sudah mencapai 18,5 juta hektar. Gambar 4 di bawah menggambarkan perubahan penutupan hutan dan lahan yang terjadi antara tahun 1992 dan tahun 2003. 9ī€ƒī€ƒGambar 4. Kondisi Penutupan Lahan Tahun 1992 atas dan Tahun 2003 bawah Sumber Deputi SDA-LH, Bappenas 2008; Kementerian Kehutanan Fenomena ini telah menyebabkan turunnya kemampuan DAS untuk menyimpan air di musim kemarau sehingga frekuensi dan besaran banjir makin meningkat, demikian juga sedimentasi makin tinggi yang menyakibatkan pendangkalan di waduk dan sungai sehingga menurunkan daya tampung dan pengalirannya. Pada tahun 1999 terdeteksi bahwa dari 470 DAS di Indonesia, 62 di antaranya dalam kondisi kritis, yang diprediksi dari perbandingan aliran maksimum dan minimum sungai-sungai yang sudah jauh melampaui batas normalnya. Keadaan ini diperparah oleh degradasi dasar sungai akibat penambangan bahan galian golongan C di berbagai sungai yang telah menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi prasarana dan sarana di sepanjang sungai. Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2003 10ī€ƒī€ƒGambar 5. Kerusakan Kondisi DAS Tahun 1984 atas dan Tahun 2005 bawah Sumber Ditjen SDA, Kementerian PU 2008 Laju deforestrasi meningkat pesat yaitu dari 1,6 juta ha/th menjadi 2,1 juta ha/th pada kurun 1985–2001. Laju deforestrasi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan/konversi kawasan hutan menjadi pemukiman, perindustrian, dan pertambangan serta makin maraknya illegal logging. World Resources Institute 2002 memproyeksikan bahwa dalam waktu kurang dari 20 tahun mendatang luas hutan di 11ī€ƒī€ƒIndonesia akan berkurang 15–32,5 juta hektar. Berkurangnya luas hutan dapat mengurangi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya termasuk jasa-jasa lingkungan lainnya. Selain itu, memburuknya kondisi hutan mempengaruhi persediaan air bagi kehidupan manusia, baik air tanah maupun air permukaan. Kasus-kasus pencemaran lingkungan juga cenderung meningkat. Kemajuan transportasi dan industrialisasi yang tidak diiringi dengan penerapan teknologi bersih memberikan dampak negatif terutama pada lingkungan perkotaan. Sungai sungai di perkotaan tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Kondisi tanah semakin tercemar oleh bahan kimia baik dari sampah padat maupun pupuk. Masalah pencemaran ini disebabkan juga oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dengan kualitas lingkungan yang baik. Kondisi di atas menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya ketidakseimbangan sistem lingkungan secara keseluruhan dalam menyangga kehidupan manusia, dan keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang. B. Neraca air Kebutuhan air nasional saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali, dengan tujuan penggunaannya terutama untuk air minum, rumah tangga, perkotaan, industri, pertanian, dan lainnya. Dari data neraca air tahun 2003 dapat dilihat bahwa kebutuhan air pada musim kemarau di Pulau Jawa dan Bali yang sebesar 38,4 miliar meter kubik, hanya terpenuhi sekitar 25,3 miliar kubik atau hanya sekitar 66 persen. Defisit ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2020, dimana jumlah penduduk dan aktifitas perekonomian meningkat secara signifikan. Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas, 2006 Tabel 4. Neraca Air Per Pulau Tahun 2003 Juta m3 25 % Tot. Nas384, Juta m3 96, Juta m3Juta m3 18 % Tot. Nas8, m311, m3MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUSURPLUS SURPLUS480, SUMATERAKETERSEDIAAN AIR TOTAL MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUKEBUTUHAN AIR TOTAL Juta m37 % Tot. Nas101, Juta m3 25, Juta m3Juta m3 59 % Tot. Nas27, m338, m3SURPLUS DEFISITMUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUKEBUTUHAN AIR TOTAL 65, AIR TOTAL 126, HUJAN MUSIM KEMARAUPULAU JAWA DAN BALI 12ī€ƒī€ƒJuta m32 % Tot. Nas37, Juta m3 4, Juta m3Juta m35 % Tot. Nas1, m34, m3DEFISITSURPLUSKEBUTUHAN AIR TOTAL 5, HUJAN MUSIM KEMARAUPULAU NUSA TENGGARAKETERSEDIAAN AIR TOTAL 42, HUJAN MUSIM KEMARAUJuta m3 28 % Tot. Nas389, Juta m3 167, Juta m3Juta m34 % Tot. Nas2, m32, m3KEBUTUHAN AIR TOTAL 4, HUJANPULAU KALIMANTANMUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUSURPLUS SURPLUSMUSIM KEMARAU556, AIR TOTAL Juta m37 % Tot. Nas129, Juta m3 14, Juta m3Juta m3 14 % Tot. Nas6, m39, m3SURPLUS SURPLUSMUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUKEBUTUHAN AIR TOTAL 15, HUJAN MUSIM KEMARAUPULAU SULAWESIKETERSEDIAAN AIR TOTAL Juta m3 28 % Tot. Nas381, Juta m3 163, Juta m3Juta m3 % Tot. m3 m3SURPLUS SURPLUSKEBUTUHAN AIR TOTAL PULAU PAPUAKETERSEDIAAN AIR TOTAL 545, HUJAN MUSIM KEMARAUMUSIM HUJAN MUSIM KEMARAUSumber Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas, 2006; Ditjen SDA Kementerian PU 2003 Melihat lebih jauh pada kondisi di Pulau Jawa, Bappenas 2006 telah melakukan suatu kajian lebih mendalam untuk melihat neraca air per kabupaten/kota sehingga dapat memproyeksikan kondisi ketersediaan air diperbandingkan dengan kebutuhannya hingga tahun 2025 sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Neraca Air per Kabupaten/Kota di Pulau Jawa ī€ƒī€ƒTahunī€ƒ2005 13ī€ƒī€ƒTahun 2015 Tahun 2025 Sumber Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas, 2006 C. Tampungan Dari 235 bendungan di Indonesia, sekitar 17,02 persen 40 buah di antaranya berkinerja rendah; 12,34 persen 29 buah sedang, dan yang masih baik hanya sekitar 21,28 persen 50 buah; Sisanya sebanyak 98 bendungan belum tercatat kondisinya. Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2003 Hasil pemantauan volume beberapa waduk utama di Indonesia, terutama di Pulau Jawa menunjukkan bahwa pada tahun 2008 volume waduk pada umumnya menurun pada bulan April hingga Oktober. Waduk Cirata di Jawa Barat mengalami penurunan volume air terbesar yaitu sebesar 89 persen. Sedangkan Waduk Sermo di DI. Yogyakarta mengalami penurunan terkecil yaitu sekitar 33%. Persentase penurunan volume waduk selama musim kemarau mengindikasikan adanya kerusakan fungsi resapan air di bagian hulu. Kementerian Lingkungan Hidup, 2009 Menelaah kapasitas tampungan terbangun yang dimiliki, sebagaimana dilaporkan oleh the World Bank 2005, Indonesia menduduki peringkat yang cukup 14ī€ƒī€ƒrendah jika diperbandingkan dengan negara-negara lain. Amerika Serikat menduduki peringkat atas dengan jumlah tampungan mencapai m3/jiwa/tahun. Indonesia pada tahun 2005 tercatat hanya memiliki tampungan air sebesar 30 m3/jiwa/tahun, dibandingkan dengan Thailand yang sudah mencapai m3/jiwa/tahun. Hanya Ethiopia yang posisinya berada di bawah Indonesia yaitu sebesar 10 m3/jiwa/tahun. Untuk itu ke depan pembangunan tampungan-tampungan air baik sekala besar dan terutama skala kecil harus terus dipacu untuk dilaksanakan. Gambar 7. Kapasitas Tampungan per Kapita per Tahun m3/jiwa/tahun Sumber World Bank, 2005 D. Kualitas Air Selain isu kuantitas, penurunan kualitas merupakan isu yang tidak kala pentingnya dalam rangka pemanfaatan air secara optimal. Hasil pemantauan yang dilakukan pada tahun 2008 oleh 30 Bapedalda Provinsi terhadap 35 sungai di Indonesia menunjukkan bahwa status mutu air pada umumnya sudah tercemar berat jika dibandingkan dengan kriteria mutu air kelas II. 15ī€ƒī€ƒTabel 5. Status Mutu Air beberapa Sungai di Indonesia Tahun 2008 No. Sungai Provinsi Jumlah Titik Status Mutu 1. Krueng Aceh NAD 6 Cemar berat 2. Deli Sumatera Utara 11 3. Batang Agam Sumatera Barat 6 4. Kampar Riau 10 Cemar berat 5. Indragiri Riau 14 6. Rokan Riau 15 7. Siak Riau 14 8. Batanghari Jambi 12 Cemar sedang 9. Air Bengkulu Bengkulu 6 Cemar sedang – cemar berat 10. Musi Sumatera Selatan 8 Cemar berat 11. Rangkui Bangka Belitung 6 Cemar berat 12. Way Sekampung Lampung 6 Cemar sedang 13. Ciliwung DKI Jakarta 15 Cemar berat 14. Kali Angke Banten 6 Cemar berat 15. Citarum Jawa Barat 6 Cemar berat 16. Progo Jawa Tengah 6 Cemar sedang – cemar berat 17. Progo DI. Yogyakarta 7 Cemar berat 18. Bengawan Solo Jawa Timur 10 Cemar berat 19. Tukad Badung Bali 6 Cemar berat 20. Jangkok NTB 6 Cemar berat 21. Dendeng NTT 5 22. Kapuas Kalimantan Barat 6 23. Mahakam Kalimantan Timur 6 24. Kahayan Kalimantan Tengah 6 Cemar berat 25. Martapura Kalimantan Selatan 6 Cemar berat 26. Bone Gorontalo 6 Cemar sedang 27. Tondano Sulawesi Utara 8 Cemar berat 28. Palu Sulawesi Tengah 6 29. Tallo Sulawesi Selatan 6 Cemar berat 30. Jeneberang Sulawesi Selatan 6 Cemar berat 31. Konaweha Sulawesi Tenggara 6 Cemar sedang 32. Batu Gajah Maluku 3 Cemar berat 33. Batu Merah Maluku 3 Cemar berat 34. Tabobo Maluku Utara 6 Cemar sedang – cemar berat 35. Anafre Papua 6 Sumber Kementerian Lingkungan Hidup, 2009 IV. Tantangan Penyediaan Air Baku A. Proyeksi Kebutuhan Air Baku Kajian global kondisi air di dunia yang disampaikan pada World Water Forum II di Denhaag tahun 2000, memproyeksikan bahwa pada tahun 2025 akan terjadi krisis air di beberapa negara. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara kaya air namun krisis air diperkirakan akan terjadi juga, sebagai akibat dari kesalahan pengelolaan air yang tercermin dari tingkat pencemaran air yang tinggi, pemakaian air yang tidak efisien, fluktuasi debit air sungai yang sangat besar, kelembagaan yang masih lemah dan 16ī€ƒī€ƒperaturan perundang-undangan yang tidak memadai. Pulau Jawa yang luasnya mencapai tujuh persen dari total daratan wilayah Indonesia hanya mempunyai empat setengah persen dari total potensi air tawar nasional, namun pulau ini dihuni oleh sekitar 65 persen total penduduk Indonesia. Kondisi ini menggambarkan potensi kelangkaan air di Pulau Jawa sangat besar. Jika dilihat ketersediaan air per kapita per tahun, di Pulau Jawa hanya tersedia meter kubik per kapita per tahun, masih di bawah standar kecukupan yaitu 2000 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini akan terus menurun sehingga pada tahun 2020 diperkirakan hanya akan tersedia sebesar meter kubik per kapita per tahun. Apabila fenomena ini terus berlanjut maka akan terjadi keterbatasan pengembangan dan pelaksanaan pembangunan di daerah karena daya dukung sumberdaya air yang telah terlampaui. Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2003 B. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Air Baku Pada daerah-daerah perkotaan, awalnya suplai air minum umumnya berasal dari sumur-sumur dalam, namun karena jumlah dan kapasitasnya sangat terbatas akhirnya kota-kota besar terpaksa menggunakan air baku dari aliran sungai yang melewati kota atau yang mengalir tidak jauh dari kota dengan terlebih dahulu dijernihkan melalui instalasi penjernihan air. Sejalan dengan makin besarnya kebutuhan pasokan air baku untuk air minum yang harus dipenuhi dari aliran air sungai, makin besar pula peran infrastruktur sumberdaya air dalam mendukung pengadaan air baku. Contoh fenomenal dalam pengadaan air baku untuk air minum adalah pengadaan air baku untuk DKI Jakarta yang sebagian besar dipasok dari Waduk Jatiluhur pada sungai Citarum. Air baku untuk air minum Jakarta yang diambil dari waduk dialirkan melalui Saluran Induk Tarum Barat yang merupakan bagian dari Jaringan Irigasi Jatiluhur. Dengan demikian, dukungan infrastruktur sumberdaya air terhadap pemenuhan kebutuhan air baku baik untuk air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya peran infrastruktur sumberdaya air dalam mendukung penyediaan air baku, maka peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana air baku yang sudah dibangun mutlak dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan dan menjaga kehandalan layanan penyediaan air baku. 17ī€ƒī€ƒC. Menambah Tampungan Selain mempertahankan fungsi yang sudah ada, pembangunan tampungan-tampungan baru, baik yang berskala besar maupun kecil sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas tampungan air baku. Hal ini perlu segera dilakukan sebagai konsekuensi meningkatnya kebutuhan air baku seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang terjadi. Pembangunan tampungan skala besar juga dapat digunakan secara multifungsi bersama sektor lain, seperti irigasi untuk mendukung ketahanan pangan, penyediaan tenaga listrik, dan lain sebagainya. Pembangunan tampungan baru juga diharapkan dapat mengatasi variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air yang menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Dengan adanya tampungan-tampungan baru, ketersediaan air yang luar biasa melimpah di musim hujan dapat disimpan dan kemudian dipergunakan di musim kemarau. Penambahan tampungan-tampungan baru tersebut juga selain merupakan upaya untuk melakukan konservasi di hulu yang dimaksudkan untuk mempertahankan dan memelihara keberadaan, sifat dan fungsi sumberdaya air sehingga dapat lebih dijamin ketersediaan dan kualitas air untuk memenuhi berbagai kebutuhan secara berkesinambungan baik bagi generasi sekarang maupun akan datang. Selain itu, pembangunan tampungan baru juga merupakan upaya untuk melakukan pengendalian banjir yang saat ini sering terjadi di hilir terutama di beberapa wilayah perkotaan. Sebagai contoh, untuk mengurangi resiko banjir yang setiap tahun melanda hilir Bengawan Solo, Pemerintah menargetkan pembangunan tujuh buah waduk di hulu Bengawan Solo yang merupakan salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014. D. Teknologi Tepat Guna Dalam menghadapi tantangan penyediaan dan pengelolaan air baku yang semakin rumit, penyediaan air baku tidak cukup dilakukan melalui penambahan tampungan saja tetapi juga harus didiukung dengan pengembangan teknologi tepat guna seperti pengembangan metode penjernihan air dan lain sebagainya. Upaya pengembangan dan inovasi teknologi tepat guna perlu dilakukan secara terus menerus dan peran lembaga peneliti yang ada seperti LIPI, BPPT dan universitas menjadi sangat 18ī€ƒī€ƒvital. Lebih lanjut, pengembangan teknologi tersebut juga penting untuk disosialisasikan terutama kepada pemerintah sehingga dapat diadopsi dalam kebijakan pembangunan nasional. V. Eco-Efficient Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan sumberdaya air adalah dengan mengedepankan konsep keberlanjutan lingkungan dalam pemanfaatan Sumber Daya Air, yang dikenal dengan konsep Eco-efficient. Eco-efficient dalam pengelolaan Sumber Daya Air adalah sebuah proses yang berkelanjutan dalam desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Eco-efficient merupakan paradigma dan strategi baru untuk mencapai tujuan pembangunan Sumber Daya Air yang berkelanjutan melalui perencanaan dan pengelolaan yang terintegrasi dari efisiensi ekologi dan efisiensi ekonomi secara bersama-sama6. Eco-Efiicient yang pada awalnya dikenal pada sector industri ini diartikan sebagai penyediaan barang produksi atau jasa yang memiliki nilai ekonomi yang kompetitif namun dengan mengurangi dampak negatif terhadap ekologi sehingga dapat sejalan dengan daya dukung lingkungan bumi WBCSD, 1992. Secara lebih simple eco-efficient dapat diartikan sebagai down-scalling dari konsep sustainable development sehingga lebih membumi dan dapat diimplementasikan secara nyata dengan memperhatikan prinsip-prinsip economical efficiency dan ecological efficiency Kim, 2009. UNESCAP pada tahun 2008 mencoba memformulasikan ulang konsep eco-efficient ini untuk dapat diadopsi pada sector publik. Salah satu tantangan terbesar dalam aplikasi di sector publik adalah bagaimana pendekatan eco-efficient ini dapat memberikan nilai tambah dan tidak mensyaratkan adanya penambahan biaya baru. ī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒ6ī€ƒ Eco- Efficiency untuk pertama kalinya dipromosikan dalam ā€œThe World Business Council on Sustainable Developmentā€WBCSD sebagai konsep bisnis untuk memperbaiki kinerja ekonomi dan kondisi lingkungan pada setiap perusahaan. Eco-efficiency telah banyak diterapkan didunia industri di berbagai negara.ī€ƒGambar 8. Eco-Efficient dalam pengelolaan SDA 19ī€ƒī€ƒBerdasarkan pengalaman dari berbagai negara Asia dan Pasifik yang telah melaksanakan Eco-efficient dalam kebijakan prasarana Sumber Daya Air menunjukkan bahwa dengan penerapan konsep Eco-efficient dapat menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan green-growth. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang telah melakukan eco-effuciency antara lain Korea Selatan, Jepang, Singapura, China, Selandia Baru, Australia dan Brazil. Pendekatan ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi Indonesia, hanya saja dalam prakteknya belum terkonsep secara baik dan diaplikasikan secara masal. System of Rice Intensification SRI, biopori, micro-hydro, serta upaya penampungan air hujan untuk dimanfaatkan kembali merupakan beberapa contoh teknologi yang pada dasarnya sudah mengaplikasikan konsep eco-efficient. Memperhatikan tantangan dan permasalahan ke depan, maka Pemerintah Indonesia telah mengadopsi konsep Eco-efficient sebagai salah satu arah kebijakan nasional bidang infrastruktur Sumber Daya Air khususnya dalam peningkatan cakupan dan kualitas layanan air baku7. Dalam konteks penyediaan air baku, konsep eco-efficient yang bisa diterapkan antara lain pemanfaatan air hujan melalui pemanenan air hujan rainwater harvesting. Teknologi pemanenan air hujan ini adalah teknologi yang sederhana yang dapat mudah di terapkan oleh masyarakat. Selain bermanfaat dapat meningkatkan ketersediaan air baku untuk air minum, ternak, irigasi, teknik pemanenan air hujan ini sekaligus bermanfaat untuk konservasi yaitu sebagai recharge untuk air tanah. ī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒī€ƒ7 Konsep Eco-efficient dalam kebijakan nasional tertuang dalam Buku II Bab V Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 RPJMN 2010-2014. Di dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan bahwa dalam rangka peningkatan cakupan dan kualitas layanan air baku secara optimal, berkelanjutan, adil, dan merata, salah satunya akan ditempuh dengan mengembangkan dan menerapkan teknologi pengolahan air yang murah dan ramah lingkungan sesuai dengan kaidah-kaidah eco efficient. 20ī€ƒī€ƒBibliographyī€ƒDepartemenī€ƒPertanian.ī€ƒ2006.ī€ƒKarakteristikī€ƒdanī€ƒPengelolaanī€ƒLahanī€ƒRawa.ī€ƒJakartaī€ƒBalaiī€ƒBesarī€ƒPenelitianī€ƒdanī€ƒPengembanganī€ƒSumberdayaī€ƒLahanī€ƒPertanianī€ƒDepartemenī€ƒPertanian.ī€ƒDeputiī€ƒSDA‐LHī€ƒBappenas.ī€ƒ2008.ī€ƒKonsepī€ƒRancanganī€ƒAwalī€ƒRPJMNī€ƒ2010‐2014ī€ƒBidangī€ƒSumberī€ƒDayaī€ƒAlamī€ƒdanī€ƒLingkunganī€ƒHidup.ī€ƒJakartaī€ƒKementerianī€ƒPPN/Bappenasī€ƒDirektoratī€ƒPengairanī€ƒdanī€ƒIrigasiī€ƒBappenas.ī€ƒ2006.ī€ƒLaporanī€ƒAkhirī€ƒBukuī€ƒ1ī€ƒPrakarsaī€ƒStrategisī€ƒPengelolaanī€ƒSumberī€ƒDayaī€ƒAirī€ƒUntukī€ƒMengatasiī€ƒBanjirī€ƒDanī€ƒKekeringanī€ƒdiī€ƒPulauī€ƒJawa.ī€ƒJakartaī€ƒDirektoratī€ƒPengairanī€ƒdanī€ƒIrigasiī€ƒBappenas.ī€ƒHartoyo.ī€ƒ2010.ī€ƒProgramī€ƒPengembanganī€ƒPenyediaanī€ƒAirī€ƒUntukī€ƒMenjaminī€ƒKetahananī€ƒPanganī€ƒNasional.ī€ƒSeminarī€ƒPengembanganī€ƒdanī€ƒPengelolaanī€ƒSumberī€ƒDayaī€ƒAirī€ƒuntukī€ƒKetahananī€ƒPangan.ī€ƒBogorī€ƒKementerianī€ƒPekerjaanī€ƒUmum.ī€ƒKementerianī€ƒLingkunganī€ƒHidup.ī€ƒ2009.ī€ƒStatusī€ƒLingkunganī€ƒHidupī€ƒIndonesiaī€ƒ2008.ī€ƒJakartaī€ƒKementerianī€ƒLingkunganī€ƒHidup.ī€ƒKementerianī€ƒPPN/Bappenas.ī€ƒ2009.ī€ƒEvaluasiī€ƒ4ī€ƒTahu nī€ƒPelaksanaanī€ƒRPJMNī€ƒ2004ī€ƒā€ī€ƒ2009.ī€ƒJakartaī€ƒKementerianī€ƒPPN/Bappenas,.ī€ƒKementerianī€ƒPPN/Bappenas.ī€ƒ2003.ī€ƒInfrastrukturī€ƒIndonesia.ī€ƒJakartaī€ƒKementerianī€ƒPPN/Bappenas.ī€ƒKim,ī€ƒT.ī€ƒH.ī€ƒ2009.ī€ƒEcoī€ƒefficientī€ƒWaterī€ƒInfrastructureī€ƒinī€ƒIndonesia.ī€ƒPresentedī€ƒinī€ƒtheī€ƒWorkshopī€ƒonī€ƒEco‐Efficientī€ƒConceptī€ƒDevelopment.ī€ƒJakartaī€ƒDit.ī€ƒPengairanī€ƒdanī€ƒIrigasi,ī€ƒBappenasī€ƒSchouten,ī€ƒM.ī€ƒ2006.ī€ƒIntegratedī€ƒWaterī€ƒResourcesī€ƒManagement.ī€ƒUnpublishī€ƒlecturesī€ƒnote.ī€ƒDelftī€ƒUNESCO‐IHEī€ƒInstituteī€ƒforī€ƒWaterī€ƒEducationī€ƒTimī€ƒSwakelolaī€ƒSubditī€ƒCantekī€ƒDirektoratī€ƒRawaī€ƒdanī€ƒPantai.ī€ƒ2007.ī€ƒLaporanī€ƒAkhirī€ƒUpdatingī€ƒDataī€ƒPengelolaanī€ƒRawaī€ƒDanī€ƒP engamananī€ƒPantaiī€ƒTA.ī€ƒ200 7.ī€ƒJakartaī€ƒKementerianī€ƒPekerjaanī€ƒUmum.ī€ƒī€ƒ ... Ketiga, dapat mengadakan latihan dan pendidikan. c kesehatan, Bappenas mengatakan bahwa salah satu modal dasar dalam pelaksanaan peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah kondisi kesehatan masyarakat yang baik Samekto & Winata, 2010;E. Suharto, 2015. ...Ali HardanaDesy KhairaniPutri Bunga DaulayRizky PratiwiSouth Tapanuli Regency BAZNAS distributes zakat to mustahiq without seeing fur, race, and ethnicity among the people in the South Tapanuli region. From various types of zakat distribution by BAZNAS, each program must pay attention to two main components, namely goals and strategies. Puprose This study aims to determine the increase in zakat on improving the welfare of mustahiq in South Tapanuli Regency BAZNAS. Methodology This research is a quantitative study using a simple regression analysis method, and data collection instruments using questionnaires and documentation. With a sample of 144 mustahiq. Results Showed that zakat increases towards increasing mustahiq. Based on the coefficient of determination test, zakat can increase the welfare of mustahiq by while the remaining requires other factors. Keywords 1. Zakat 2. Welfare 3. Mustahiq... Di Indonesia, secara nasional, ketersediaan air rata-rata mencapai milyar m 3 /tahun yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 250 juta penduduk ADB, 2016;Radhika et al., 2017. Potensi air Indonesia mencapai m 3 /kapita/tahun, masih di atas rata-rata potensi air dunia yang hanya m 3 /kapita/tahun Nugroho, 2007;Samekto & Winata, 2010. Namun demikian, potensi air yang sangat besar di Indonesia akan menjadi tantangan di masa yang akan datang dengan semakin meningkatnya kebutuhan air yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. ...I. Putu Santikayasa Dimas Okhy WirantaKetersediaan dan kebutuhan air merupakan isu yang paling banyak dibahas di dunia termasuk di Indonesia. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai pusat kegiatan industri dan pertanian juga menghadapi masalah tidak hanya pada ketersediaan air tetapi juga dalam kebutuhan air. Kondisi ini menggambarkan potensi Pulau Jawa mengalami kelangkaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status air di Pulau Jawa menggunakan pendekatan neraca air dan water scarcity index WSI. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi perubahan neraca air tahunan Pulau Jawa dalam setiap periode rata-rata 10 tahunan 1981-1990, 1991-2000, dan 2001-2010. Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari CHIRPS dan suhu udara dari CRU untuk menghitung ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung untuk sektor domestik, industri, pertanian, dan lingkungan dari standar penggunaan air Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan air rata-rata Pulau Jawa jumlahnya berbeda-beda setiap periodenya. Ketersediaan air tertinggi terjadi pada periode 1981-1990 160 miliar m3/tahun, sedangkan terendah pada periode 1991-2000 149 miliar m3/tahun. Dilihat secara perkapita, ketersediaan air Pulau Jawa mengalami penurunan 1981-2010. Selain kondisi defisit air yang mengalami perubahan setiap periodenya, kondisi tingkat kekritisan air wilayah juga ikut berubah setiap periodenya. Kabupaten/kota yang mengalami defisit air menggambarkan tingkat kekritisannya berada dalam kelas sangat kritis. Sebagian besar > 50% wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur berada dalam kondisi sangat kritis. Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi neraca air dan indeks kekritisan air dapat digunakan untuk menggambarkan status air di suatu wilayah yang mampu menjadi referensi pengambil kebijakan dalam menentukan prioritas program dalam pengelolaan sumberdaya Kunci Status air, neraca air, pengelolaan sumber daya air, tingkat kritis air, analisis spasial... Air merupakan kebutuhan primer yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup manusia Samekto & Winata, 2010. Letak sumber mata air berada dibawah permukaan sehingga dibutuhkan alat untuk pengangkatan air yaitu pompa air. ...Sariman SarimanNurjanna FitriyaniPanel surya merupakan media pengambil sel surya yang terdapat pada matahari dan akan dikonversikan menjadi energi listrik. Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk keberlangsungan hidup begitu juga dengan air. Sistem pengangkatan air yang dilakukan yaitu menggunakan pompa air DC 12 volt/180 watt dengan sumber listrik yang berasal dari 2 buah solar cell monocrystalline dipasang paralel masing-masing berkapasitas 100 WP, selanjutnya disambungkan dengan sebuah regulator stepdown untuk menurunkan tegangan panel surya menjadi 12 volt. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa pompa air DC dapat berkerja mengangkat air mulai dari pukul dengan daya listrik sebesar 30,57 watt dan debit air yang dihasilkan sebesar 9,96 liter/menit dan pompa air dapat bekerja maksimal pada pukul dengan daya listrik sebesar 111,68 watt dengan debit air yang dihasilkan sebesar 35,71 liter/menit. Penelitian dilakukan selama 14 hari sehingga menghasilkan rata-rata debit air yang dapat dihasilkan oleh pompa air DC dari pukul sebesar 15 liter/menit. Intensitas cahaya, kondisi cuaca dan waktu penelitian merupakan faktor dari hasil sistem pengangkatan air. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan literatur penulisan, observasi, dan bimbingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari pompa air yang memanfaatkan energi listrik yang bersumber dari panel surya monocrystalline dengan mengukur tegangan, arus, daya dan debit air yang akan dihasilkan oleh pompa air DC.... Water resource management is one of Indonesia's fundamental problems; seasonal variations and spatial inequality in water availability cause flooding in some parts of the country during the rainy season, while some areas experience drought during the dry season. Furthermore, the limited amount of water can be explored and consumed while the population grows, implying that the water demand is increasing [1]. It is exacerbated by a decrease in the carrying capacity of the watershed due to land conversion and pollution. ...... Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga domestik, air juga dapat dimanfaatkan pada aspek kehidupan lainnya, seperti untuk pertanian, perkebunan, perumahan, industri, pariwisata, dan lainnya Samekto & Winata, 2010. Pertumbuhan penduduk, kegiatan ekonomi, dan dampak perubahan iklim menimbulkan kelangkaan air atau suatu kondisi dimana kebutuhan air meningkat melebihi ketersediaan air yang tersedia karena tidak tersedianya secara fisik dan struktur pengelolaan air yang tidak memadai Hoekstra et al., 2012. ...Mega WidyaningsihChatarina MuryaniRahning UtomowatiABSTRAK Perubahan penggunaan lahan terjadi di Daerah Aliran Sungai DAS Gembong Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Tawangmangu yang terletak di bagian hulu DAS Gembong terjadi akibat meningkatnya pengembangan kawasan wisata. Sebagai pengatur tata air dan kawasan resapan, keberadaannya perlu dilestarikan fungsinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem di DAS tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya dukung sumber daya air, dan perubahan daya dukung sumber daya air dari tahun 2010 hingga 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan. Perhitungan ketersediaan air disimulasikan berdasarkan data curah hujan dan iklim, sedangkan kebutuhan air dihitung berdasarkan berbagai macam peruntukan kebutuhan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung sumber daya air di DAS Gembong pada tahun 2010 dan 2020 dalam keadaan surplus. Tahun 2010 terjadi surplus penggunaan air sebesar 24,163, m3 per tahun, sedangkan tahun 2020 juga terjadi surplus air sebesar 23,550, m3 per tahun. Berdasarkan nilai daya dukung sumber daya air antara tahun 2010 hingga 2020 telah mengalami perubahan yang cukup signifikan karena mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 1,360, m3. Kata kunci daya dukung, kebutuhan air, persediaan air, sumber daya air ABSTRACT Changes in land use occur in the Gembong Watershed DAS Karanganyar Regency, especially in Tawangmangu District, which is located in the upstream part of the Gembong Watershed, due to the increasing development of tourist areas. As a regulator of water systems and catchment areas, its function needs to be preserved to maintain the balance of the ecosystem in the watershed. The research objective was to determine the carrying capacity of water resources and their changes from 2010 to 2020. The research method used was a quantitative descriptive method with a spatial approach. Calculation of water availability is simulated based on rainfall and climate data; while water demand is calculated based on various uses of water needs. The results showed that the carrying capacity of water resources in the Gembong watershed in 2010 and 2020 was in a state of surplus. In 2010 there was a water use surplus of 24,163, m3 per year, while in 2020 there was also a water surplus of 23,550, m3 per year. Based on the value of the carrying capacity of water resources between 2010 and 2020, there has been a significant change due to a fairly high decline of 1,360, m3. Keywords carrying capacity, water demand, water supply, water resources... Menurut Aldrian 2000, rata-rata curah hujan di seluruh Indonesia dapat mencapai 450-4750 mm/ tahun, di mana puncaknya berada di bulan Januari dapat mencapai lebih dari 700 mm/bulan. Secara nasional, potensi ketersediaan air di Indonesia mencapai 694 miliar m 3 per tahun, namun hanya sekitar 23% dari jumlah tersebut yang sudah termanfaatkan Samekto & Winata, 2010. Hal ini dikarenakan berkurangnya kemampuan DAS untuk menyimpan air dari hujan yang turun sehingga menyebabkan kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. ...LIPI Press berkolaborasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia PPI Dunia menerbitkan rangkaian buku seri Indonesia Emas Berkelanjutan 2045 Kumpulan Pemikiran Pelajar Indonesia Sedunia. Rangkaian bunga rampai ini terdiri dari 12 buku dengan sejumlah topik yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals SDGs untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Buku ini merupakan seri ketujuh dari rangkaian tersebut. Seri Lingkungan ini ditulis berangkat dari kekhawatiran bahwa kebijakan lingkungan yang telah ada selama ini keliru. Buku ini mendukung empat target dari SDGs, yaitu manajemen sanitasi dan air bersih poin 6, pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan poin 12, penanganan perubahan iklim poin 13, dan ekosistem daratan poin 15. Isu lingkungan menjadi sentral dan sangat menarik untuk dibahas karena besar pengaruhnya terhadap isu-isu lain, seperti ekonomi, politik, dan budaya. Buku ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan di bidang lingkungan. Temukan sumbangsih pemikiran, saran, solusi, dan analisis dari perwakilan pelajar Indonesia di seluruh dunia terkait pengelolaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup Indonesia. Selamat membaca!... During the rainy season, water tends to overflow which causes flooding in some areas. During the dry season, some area tends to have a water shortage and experiencing a water crisis [4]. This condition is worsened by the irregularity of the rainfall pattern, especially related to the duration of extreme dry months as a result of the impact of global warming [5]. ...R NurkhaidaPopi RejekiningrumVarious kinds of water use are likely to exceed available water supplies and sometimes neglects water conservation which further burdens availability and supply of water. Great use of water for agriculture could be reduced by developing water-saving irrigation technology and introducing water-saving commodities. This research is aimed to identify water supply, agricultural water demand, and calculate water supply-demand balance in various planting scenarios using Verhulst Logistic Logarithm. The results of the analysis indicated that the potential of water supply in 2020 will be 21, MCM and the projection in 2050 will be 25, MCM. The total agricultural water demand will be 21, MCM in 2020 and 20, MCM estimation in 2050. The total water demand for one cropping will be 7, MCM and 7, MCM projection in 2050, for two croppings 15, MCM and 14, MCM projection in 2050, and for three croppings 21, MCM and 22, MCM projection in 2050. The analysis of water supply-demand balance in each district area for one and two croppings in 2020 and 2050 show a surplus, whereas for three croppings, some regions showed a deficit. If the trend of water supply is known, the phenomenon of climate change can be identified and air bentuk sudu Lengkung dengan diameter kincir 1,000 m, panjang sudu 0,25 m, dan lebar sudu 0,3 m. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dan efisiensi kincir air. Untuk menguji kincir air tersebut, maka dibuatkan model saluran terbuka dengan panjang saluran 12,25 m, lebar saluran 0,334 m, tinggi saluran 6,0 m, dan sudut kemiringan 450. Daya dan efisiensi kincir air dapat diketahui dengan memvariasikan debit aliran 0,050 m3/s sampai 0,032 m3/s pada beban 2 kg sampai 22 kg. Pengukuran debit aliran dengan metode mengisi ember dengan voleme ember 50 L. Untuk mengetahui debit aliran yang melalui saluran maka volume ember dibagi dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember MarcellaH SuryatmojoL R W FaidaThe upstream watershed area DAS has a function as a buffer zone. The Merawu watershed is one of the upstream parts of the Serayu watershed which is dominated by agricultural land. The declining carrying capacity of the Merawu watershed is indicated by the imbalance between supply and demand for resources in the Merawu watershed. For a long time, it can interfere with the function of the soil as life support. The research objectives are 1 analyzing the carrying capacity of the Merawu watershed through 3 approaches, namely ecological footprint land capacity, water capacity, and land protection capacity. The research method used is to compare supply and demand. And 2 Formulating a recovery strategy in the Merawu watershed based on an analysis of the environmental carrying capacity and focusing on increasing the carrying capacity. The results showed that the Merawu watershed has the carrying capacity of the protection function in the overshoot condition, the water carrying capacity in the conditionally-save condition, and the carrying capacity of the land in the overshoot condition. There are five watershed recovery strategies in the upstream, middle and downstream areas to increase carrying dan Pengelolaan Lahan Rawa. Jakarta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Departemen PertanianDepartemen PertanianDepartemen Pertanian. 2006. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. Jakarta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Departemen Akhir Buku 1 Prakarsa Strategis PengelolaanDirektorat Pengairan Dan IrigasiBappenasDirektorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006. Laporan Akhir Buku 1 Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Mengatasi Banjir Dan Kekeringan di Pulau Jawa. Jakarta Direktorat Pengairan dan Irigasi Pengembangan Penyediaan Air Untuk Menjamin Ketahanan Pangan Nasional. Seminar Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Ketahanan PanganHartoyoHartoyo. 2010. Program Pengembangan Penyediaan Air Untuk Menjamin Ketahanan Pangan Nasional. Seminar Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Ketahanan Pangan. Bogor Kementerian Pekerjaan Lingkungan Hidup IndonesiaHidup Kementerian LingkunganKementerian Lingkungan Hidup. 2009. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2008. Jakarta Kementerian Lingkungan 4 Tahun Pelaksanaan RPJMNPpn KementerianBappenasKementerian PPN/Bappenas. 2009. Evaluasi 4 Tahun Pelaksanaan RPJMN 2004 ‐ 2009. Jakarta Kementerian PPN/Bappenas,.Ppn KementerianBappenasKementerian PPN/Bappenas. 2003. Infrastruktur Indonesia. Jakarta Kementerian PPN/ efficient Water Infrastructure in Indonesia Presented in the Workshop on Eco‐Efficient Concept Development Integrated Water Resources ManagementT H KimKim, T. H. 2009.Eco efficient Water Infrastructure in Indonesia. Presented in the Workshop on Eco‐Efficient Concept Development. Jakarta Dit. Pengairan dan Irigasi, Bappenas Schouten, M. 2006. Integrated Water Resources Management. Unpublish lectures note. Delft UNESCO‐IHE Institute for Water EducationEco efficient Water Infrastructure in IndonesiaT H KimKim, T. H. 2009.Eco efficient Water Infrastructure in Indonesia. Presented in the Workshop on Eco-Efficient Concept Development. Jakarta Dit. Pengairan dan Irigasi, BappenasIntegrated Water Resources Management. Unpublish lectures note. Delft UNESCO-IHE Institute for Water EducationM SchoutenSchouten, M. 2006. Integrated Water Resources Management. Unpublish lectures note. Delft UNESCO-IHE Institute for Water Education

SumberDaya Alam Tiap Provinsi di Indonesia 1. Pulau Provinsi SDA SUMATRA Aceh Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF, minyak, emas, perak Sumatra Utara Minyak bumi, kertas, tekstil, ban mobil Sumatra Barat Semen padang, tenun, timah, batubara, granit Riau Minyak bumi, emas, perak, bauksit, kertas Kepulauan Riau Pakaian jadi, batubara Jambi

– Potensi Sumber Daya Alam Yang Ada Di Jakarta. Provinsi DKI Jakarta termasuk dataran rendah di mana mata pencaharian penduduknya mayoritas ada di sektor Industri. Hampir sama dengan Singapura, kota Jakarta merupakan kota yang sudah padat penduduk sehingga lingkungannya sudah banyak beralih fungsi menjadi bangunan. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam di Jakarta memang tidak sebanyak di daerah lain, terutama kekayaan alam hayati. Kita tentu bisa membandingkannya dengan Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, dan wilayah lain yang masih memiliki hutan, perkebunan, dan pertanian yang luas. Mereka memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat banyak. Namun, di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, dengan penduduknya yang demikian padat, tidak terlalu banyak sumber daya alami yang kita temukan di sana. Meskipun demikian, tidak berarti Jakarta tidak memiliki potensi SDA. Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. Baca juga Pekerjaan Masyarakat Tangerang. Potensi Kekayaan Sumber Daya Alam Yang Ada Di Jakarta1. Ikan konsumsi, sumber daya alam hayati di Jakarta2. Ikan hias3. Minyak Bumi, sumber daya alam non hayati di Jakarta4. Gas alam5. Ikan air tawar6. GaramPotensi SDA Lain Di JakartaKesimpulan Beberapa kekayaan sumber daya alam hayati di provinsi DKI Jakarta dan non hayati di antaranya sebagai berikut 1. Ikan konsumsi, sumber daya alam hayati di Jakarta Sebagaimana kita ketahui, wilayah Jakarta di bagian utara merupakan wilayah yang memiliki garis pantai dan laut. Apalagi di Kepulauan Seribu, dareah ini murni merupakan daerah di perairan laut. Oleh karena itu gak heran jika banyak ikan laut yang bisa didapatkan di wilayah ini. Ikan konsumsi menjadi salah satu sumber daya alam hayati yang begitu penting di kota Jakarta. Aneka macam ikan, udang, cumi, serta hewan laut lainnya menjadi komoditas perikanan yang mendukung perekonomian warga. 2. Ikan hias Warga perkotaan biasanya suka memelihara ikan hias di rumahnya. Ikan-ikan ini banyak dijual di pasar-pasar di Jakarta. Salah satu jenis ikan hias adalah ikan yang berasal dari laut di Jakarta. Ikan dengan aneka warna-warni nampak lucu berada di Aquarium. Ikan tersebut menjadi hiasan rumah sehingga nampak lebih indah. Ikan hias ini juga bisa menjadi salah satu ide bisnis di kota Jakarta bagi kamu yang bisa melihat peluang. 3. Minyak Bumi, sumber daya alam non hayati di Jakarta Selain kekayaan alam hayati, DKI juga memiliki kekayaan alam non hayati. Salah satunya adalah minyak bumi yang banyak dieksplor di daerah Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu. Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang begitu penting bagi negeri ini. Dengan keberadaan minyak bumi di Jakarta, bisa menyumbang pasokan BBM di tanah air. 4. Gas alam Masih di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, di sana terdapat juga eksplorasi kekayaan gas alam. Kekayaan alam ini telah dieksploitasi sejak tahun 2000. Nah, kini kamu jadi tahu kan kalau di DKI juga ada migas? 5. Ikan air tawar Jakarta memilki beberapa danau besar yang menjadi potensi ikan air tawar berkembang biak di sana. Jika dikelola dengan baik, potensi sumber daya alam ikan air tawar tentu lumayan banget. Bisa menjadi tempat mancing warga. 6. Garam Sumber daya alam laut memberikan anugerah tersendiri bagi ibu kota. Masyarakat bisa mengolah air laut menjadi garam. Atau bisa juga perusahaan yang mengelolanya. Sumber daya alam ini sangat melimpah di perairan utara DKI. Potensi SDA Lain Di Jakarta Dengan laut yang dimiliki, Jakarta punya potensi untuk menggali sumber daya lainnya dari lautan. Misalkan saja dengan beternak kerang mutiara, budidaya udang tambak, dan sebagainya. Kekayaan alam di sini memang tidak sebanyak di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur serta provinsi lain yang masih banyak memiliki perhutanan, perkebunan dan pertanian. Kesimpulan Sumber daya alami di DKI Jakarta banyak ditemui di daerah pantai serta perairan laut. Banyak potensi SDA dijumpai di sana. GUNAKAN VOUCHER INI BUAT BELANJA DISKON SEBELUM KEHABISAN .... Itulah beberapa contoh potensi sumber daya alam di DKI Jakarta. Baca juga Pekerjaan Pendudukan Perkotaan. WilayahPapua memiliki potensi besar sumber daya alam dan kunci perubahan iklim. Pernyataan itu disampaikan dalam di Podcast
Upaya sirkular ekonomi hingga ke tingkat desa di Jawa Tengah terus dilakukan. MAGELANG - Provinsi Jateng meraih Penghargaan Pembangunan Daerah PPD 2023 dari Bappenas. Pada penghargaan tersebut Provinsi Jateng dinobatkan sebagai daerah dengan perencanaan dan pencapaian pembangunan terbaik. Penghargaan ini telah tiga kali diterima, yakni tahun 2019, 2020, dan 2023. Gubernur Jawa Tengah Jateng Ganjar Pranowo telah menginisiasi sirkular ekonomi hingga ke tingkat desa. Sirkular ekonomi bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi limbah, dan mempromosikan keberlanjutan tersebut. ā€œSekarang mesti kita dorong terus menerus maka mulai kita berkomunikasi dengan industri, berkomunikasi dengan kelompok masyarakat,ā€ kata Ganjar saat ditemui di Candi Borobudur, Magelang, Jateng, seperti dilansir dari Antara, Selasa 6/6/2023. Pihaknya sendiri mengembangkan energi baru terbarukan EBT. Ganjar mengeksekusi potensi sumber daya alam Jateng seperti panas matahari, gas rawa, geothermal, termasuk juga angin dan air. Lewat sumber daya alam itu, pihaknya mampu memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Bahkan pemanfaatannya bisa dirasakan di rumah-rumah warga hingga instansi pendidikan. Sebut saja pemanfaatan gas rawa sebagai pengganti gas LPG 3 Kg di Desa Krendowahono Karanganyar atau memanfaatkan panas matahari melalui PLTS atap untuk Pondok Pesantren di Kudus. Selain itu, pihaknya juga mengembangkan proyek geothermal di kawasan Dieng Wonosobo yang digunakan untuk menyuplai energi panas bumi. Dampaknya pun akan terasa di berbagai sektor seperti masyarakat industri dan pariwisata. Ganjar mengatakan, konsep sirkular ekonomi melalui EBT dan pendekatan green ekonomy ini mesti dilakukan lantaran energi fosil semakin langka dan harganya juga kian mahal di pasaran. Oleh karenanya pihaknya berupaya agar semua potensi sumber daya yang ada di Jateng bisa dimaksimalkan dengan baik agar masyarakat dapat terus meraskan manfaatnya. ā€œSehingga semuanya bisa diputar menjadi satu manfaat yang lebih baik. Tentu saja gerakkan mulai kita lakukan agar semua orang dinas-dinas terkait berkomitmen sama,ā€ tutur Ganjar. sumber Antara
TRIBUNPONTIANAKCO.ID, KAPUAS HULU - Setelah resmi sebagai Kepala Desa Tekalong Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Bernandus, menggantikan kepala desa yang lama, dirinya akan berupaya akan mengembangkan potensi sumber daya alam di desanya tersebut. "Potensi yang perlu dikembangkan di Desa Tekalong diantaranya adalah, Penduduk miskin DKI Jakarta September 2022 sebesar 494,93 ribu Penduduk Provinsi DKI Jakarta hasil SP2020 sebesar 10,56 juta jiwa STATISTIK SEKTORAL PROVINSI DKI JAKARTA Beranda Profil Unit Pengelola Statistik Struktur Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Dasar Hukum Pergub No 144 tahun 2019 Pergub No 109 Tahun 2019 Pergub No 265 Tahun 2016 Pergub No 307 Tahun 2016 Kegiatan Statistik Kontak Data Bicara Data Statistik Data Wilayah Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Kepulauan Seribu Data Sektoral Publikasi Hasil Survei Produk Statistik Galeri Foto Artikel Kajian Dashboard Analytic Informasi Pengumuman Infografis Home Sumber daya alam RadarOnlineid, JAKARTA – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI melalui Pusat Penilaian Kompetensi melaksanakan Penilaian Potensi Pegawai di Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham DKI Jakarta, Jl. Letjen. MT. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin POTENSI SUMBER DAYA ALAM, MANUSIA DAN SOSIAL BUDAYA JAKARTA PLHKJ POTENSI SUMBER DAYA ALAM Adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong didalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam dan tanah, inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia. SUMBER DAYA ALAM BERDASARKAN SIFATNYA Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui adalah kekayaan alam yang terus ada selama penggunaannya tidak diekploitasi secara berlebihan. Contohnya tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui adalah sumber daya alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. SDA DAPAT DIPERBAHARUI SDA TIDAK DAPAT DIPERBAHARUI SUNGAI YANG MENGALIR DI JAKARTA •Sungai Aluran •Kali Grogol •Kali Krukut •Kali Malang •Kali Mookervart •Kali Pesanggrahan •Kali Sunter •Sungai Tengah •Kali Semanan •Sungai Udang •Kali Angke •Ci Liwung •Ci Pinang CILIWUNG ļ‚— Ciliwung adalah sebuah sungai yang melintasi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, dan Jakarta, Indonesia. ļ‚— Hulu Ciliwung berada di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. ļ‚— Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya JakartaBogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. CILIWUNG ļ‚— Di daerah Manggarai aliran Ciliwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, hingga Gambir, namun setelah Pintu Air jalur lama tidak ditemukan lagi karena dibuat kanal-kanal, seperti di sisi barat Jalan Gunung Sahari dan kanal di antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran. ļ‚— Dari Manggarai, dibuat Banjir Kanal Barat yang mengarah ke barat, lalu membelok ke utara melewati Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit. CILIWUNG ļ‚— Ciliwung memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena mengalir melalui tengah kota dan melintasi banyak perumahan padat. ļ‚— Ciliwung adalah sungai yang paling parah mengalami perusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta. ļ‚— Selain karena daerah aliran sungai DAS di bagian hulu di Bogor yang rusak, wilayah sungai di Jakarta juga yang banyak terjadi penyempitan dan pendangkalan yang mengakibatkan ia memiliki potensi terbesar menyebabkan banjir di Jakarta. CILIWUNG ļ‚— Berdasarkan peta cekungan air tanah Pulau Jawa dan Madura, skala 1 wilayah Sungai Ciliwung terbagi atas 1. Cekungan Air Tanah Jakarta dengan batas selatan yang merupakan daerah resapan air di sekitar Parung sampai Cibinong dengan aliran air tanah secara umum ke daerah utara. 2. Cekungan Air Tanah Bogor dengan batas selatan yang merupakan daerah resapan di sekitar Gunung Salak - Cicurug - Gunung Pangrango dengan arah aliran air tanah secara umum ke arah utara. CILIWUNG ļ‚— Potensi air tanah besar terutama terdapat di sekitar Jakarta Selatan sampai Jakarta Pusat. ļ‚— Muka air tanah bebas free groundwater table di daerah akumulasi air tanah bervariasi, terutama di daerah Cekungan Air Tanah Jakarta dapat mencapai kurang dari 2 meter di bagian utara. ļ‚— Fungsi Sungai Ciliwung 1. Digunakan untuk penampung air hujan 2. Sebagai suplai air 3. Bermanfaat sebagai pengendali banjir 4. Tempat untuk resapan air 5. Untuk bahan baku PDAM DANAU ļ‚— Adalah sejumlah air tawar atau asin yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. ļ‚— Adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air bisa tawar atau asin yang seluruh cekungannya tersebut dikelilingi daratan. ļ‚— Danau terbagi menjadi dua, yaitu danau alami dan danau buatan waduk/situ. DANAU/SITU/WADUK DI JAKARTA • Waduk Pluit di Pluit • Waduk Muara Angke di Penjaringan • Waduk Kebon Melati di Tanah Abang • Waduk Pik I dan II di Kapuk Muara, Penjaringan • Waduk Cibubur di Jakarta Timur • Situ Lembang di Menteng • Waduk Marunda di Cilincing • Waduk Papanggo/Sunter Barat di Tanjung Priok • Waduk Sunter I dan II di Tanjung Priok • Situ Pademangan di Pademangan • Waduk Kalibata di Pancoran • Situ Babakan di Jagakarsa HUTAN KOTA Hutan kota memiliki manfaat antara lain sebagai identitas kota, pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara, penyerap karbonmonoksida, pertikel timbal, debu, semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan penampis bau, dan mengatasi genangan. Contoh hutan kota di Jakarta adalah Hutan Kota Srengseng di Jakarta Barat. TAMAN KOTA DI JAKARTA •Taman Monas/Medan Merdeka •Taman Menteng •Taman Suropati •Taman Situ Lembang •Taman Langsat •Taman Martha Tiahahu •Taman Lapangan Banteng POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA Adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar Human Resources, yaitu atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan. POTENSI SOSIAL BUDAYA Merupakan potensi yang terdapat di kehidupan masyarakat. Berbagai jenis kesenian daerah dan adat istiadat merupakan contoh potensi sosial budaya. POTENSI SOSIAL BUDAYA Kesenian Betawi Topeng Lenggang Nyai Japin Cokek Beksi POTENSI SOSIAL BUDAYA Seni musik Betawi Tugu, kromong, dan sejenisnya POTENSI SOSIAL BUDAYA Makanan dan minuman khas Betawi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kerak telor Kue pancong Kue cubit Kue Bugis Betawi Dodol betawi Soto Betawi Asinan Betawi Roti buaya 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Karedok Gado-gado Betawi Ketoprak Betawi Bir pletok Es doger Es goyang Es campur Betawi Es cendol Betawi Es selendang mayang

timalkansumber daya alam; 4) Pengetahuan dan keunggulan komparatif daerah; 5) Peru-bahan struktur perekonomian daerah menu-ju keunggulan kompetitif. Daya saing daerah di DKI Jakarta tersebut, menjadi sesuatu hal yang sangat penting guna menghadapi era globalisasi. Era global di sini menciptakan persaingan ekonomi yang semakin ketat an-

Hutan kota tersebar di berbagai lokasi di Jakarta. Berikut adalah beberapa hutan kota di Jakarta dengan karakteristiknya tersendiriHutan Kota Srengseng Jakarta BaratHutan yang terletak di Jalan Haji Kelik, Srengseng, Jakarta Barat ini merupakan kawasan lindung bagi flora dan fauna, kawasan penelitian plasma nutfah dan pelatihan petugas pengelola hutan, serta kawasan rekreasi yang terbuka untuk Kota KemayoranKawasan Hutan Kota Kemayoran dibangun dengan tujuan konservasi lingkungan untuk mendorong terciptanya iklim mikro yang nyaman bagi masyarakat. Terletak di Jakarta Pusat, hutan kota ini juga difungsikan sebagai kawasan penyangga lingkungan fisik kritis perkotaan dan pencegah intrusi laut. Di hutan kota ini terdapat danau seluas 12,8 hektare, rawa buatan untuk pelindung dari erosi dan abrasi, pintu air untuk melancarkan perputaran air, jembatan untuk menghubungkan lokasi di dalam hutan kota, menara pengamat dan gerbang hutan kota untuk pengamanan, juga fasilitas lainnya untuk masyarakat yang ingin berekreasi di dalamnya. Hutan Kota Bumi Perkemahan CibuburArboretum Cibubur, begitulah hutan kota ini dikenal. Terdapat sekitar 57 jenis vegetasi yang menjadi rumah bagi satwa sekitar. Hutan kota ini diperuntukkan sebagai lokasi perkemahan yang terbuka untuk umum. Di dalamnya terdapat lokasi perkemahan yang dilengkapi dengan toilet dan penyiapan tempat-tempat air. Hutan Kota PT Jakarta Propertindo/Banjir Kanal Barat Jakarta UtaraHutan kota ini merupakan hutan pelindung bantaran sungai dari abrasi. Selain itu, hutan kota ini juga menjadi tempat penyerapan/konservasi air. Hutan kota ini dibuka untuk umum sebagai kawasan rekreasi yang dilengkapi dengan pengaman sungai dan pengaman lokasi hutan kota. Hutan Kota Blok P, Jakarta SelatanHutan kota ini merupakan hutan kota tipe konservasi resapan air yang memiliki luas 1,64 ha. Kawasan hutan kota ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap, seperti penangkaran rusa, penangkaran burung, Monumen dan Taman Ade Irma Suryani, serta pintu air. Selain hutan-hutan kota tersebut, masih banyak kawasan hutan kota lain yang dapat menopang ekosistem hutan yang beraneka ragam. Untuk dapat melihat lokasi persebaran hutan kota di Jakarta, silakan kunjungi peta di laman web Jakarta Smart city.
Penawaran potensi-potensi baik sumber daya alam, perkebunan, pertanian di Kaltara juga telah dipresentasikan oleh Bappeda dan memang masih terbuka untuk penanaman modalnya," sambungnya. Ketua TGUPP Kaltara, Dr Bastian Lubis (berbaju putih berdasi) bersama pengusaha nasional Randy Bimantoro (berbatik) saat mengikuti pemaparan potensi

Jumat, 29 Januari 2021 0540 WIB Iklan Jakarta - Sepanjang 2020, Dinas Sumber Daya Air SDA DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah banjir Jakarta saat musim hujan. Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan setidaknya ada lima upaya yang telah upaya itu yaitu program Gerebek Lumpur, pengelolaan air hujan dengan drainase vertikal, pemeliharaan pompa, penanganan banjir rob melalui National Capital Integrated Coastal Development NCICD, serta pengelolaan sistem polder. Grebek Lumpur adalah program pengerukan kali dan waduk untuk meningkatkan kapasitas salurannya dan memaksimalkan daya tampung air saat musim hujan. Menurut Dudi, pada tahun 2020 Dinas SDA sudah mengeruk 23 waduk dengan volume pengerukan m3. Sedangkan untuk kali yang sudah dikeruk berjumlah 93 lokasi dengan volume pengerukan m3. ā€œSaluran penghubung yang sudah dikeruk sebanyak 390 saluran, dengan volume pengerukan m3 untuk tahun 2020," kata Dudi dalam acara Media Briefing Siaga Banjir Jakarta yang ditayangkan secara virtual pada Kamis, 28 Januari 2021. Sampai dengan 31 Desember 2020, Dinas SDA telah membangun titik sumur resapan atau drainase vertikal di 777 lokasi, seperti di RPTRA, gedung pemerintah daerah, sekolah, taman kota, dan masjid. Dinas SDA, kata Dudi, juga telah menentukan lokasi prioritas pembangunan tanggul pantai dalam rangka penanganan banjir Rob melalui NCICD. Iklan 12 Selanjutnya Artikel Terkait Memahami Siklus Musim Kemarau, Bisa Berbeda Tiap Wilayah 22 hari lalu Penampakan Got di Pamulang Tangsel Lokasi Anak dan Ayah Hanyut Hingga Sejauh 3 Km 24 hari lalu Tim SAR Akhirnya Temukan Bocah yang Hanyut Bersama Ayahnya Saat Bermain Hujan di Tangsel 24 hari lalu DKI Bangun 200 Drainase Vertikal di Jaksel, DPRD Pokoknya Jangan Asal-asalan 30 hari lalu Hadiri Acara Puncak Musra Relawan Jokowi, Heru Budi Diminta Atasi Banjir dan Tutup Sumur Resapan 32 hari lalu Top 3 Metro Sumur Resapan Perintah Heru Budi, agar Terhindar dari Penonaktifan NIK, Sponsor Formula E 35 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Memahami Siklus Musim Kemarau, Bisa Berbeda Tiap Wilayah 22 hari lalu Memahami Siklus Musim Kemarau, Bisa Berbeda Tiap Wilayah Kurangnya curah hujan kala musim kemarau dapat menyebabkan berbagai masalah bagi masyarakat, termasuk kerusakan tanaman dan kekurangan air bersih Penampakan Got di Pamulang Tangsel Lokasi Anak dan Ayah Hanyut Hingga Sejauh 3 Km 24 hari lalu Penampakan Got di Pamulang Tangsel Lokasi Anak dan Ayah Hanyut Hingga Sejauh 3 Km Seorang bocah berusia empat tahun hanyut di sebuah got di Pamulang Tangsel. Ayahnya yang mencoba menolong ikut hanyut dan meninggal. Tim SAR Akhirnya Temukan Bocah yang Hanyut Bersama Ayahnya Saat Bermain Hujan di Tangsel 24 hari lalu Tim SAR Akhirnya Temukan Bocah yang Hanyut Bersama Ayahnya Saat Bermain Hujan di Tangsel Tim SAR akhirnya menemukan bocah yang hanyut saat bermain hujan di Pamulang Tangsel. Ayahnya yang mencoba menolong ikut hanyut dan meninggal. DKI Bangun 200 Drainase Vertikal di Jaksel, DPRD Pokoknya Jangan Asal-asalan 30 hari lalu DKI Bangun 200 Drainase Vertikal di Jaksel, DPRD Pokoknya Jangan Asal-asalan Ida Mahmudah meminta pembangunan 200 drainase vertikal di Jakarta Selatan digarap serius agar tidak terkesan asal-asalan. Hadiri Acara Puncak Musra Relawan Jokowi, Heru Budi Diminta Atasi Banjir dan Tutup Sumur Resapan 32 hari lalu Hadiri Acara Puncak Musra Relawan Jokowi, Heru Budi Diminta Atasi Banjir dan Tutup Sumur Resapan Pj Gubernur DKI Heru Budi menghadiri acara puncak Musra Relawan Jokowi. Warga menyampaikan keluh kesahnya. Top 3 Metro Sumur Resapan Perintah Heru Budi, agar Terhindar dari Penonaktifan NIK, Sponsor Formula E 35 hari lalu Top 3 Metro Sumur Resapan Perintah Heru Budi, agar Terhindar dari Penonaktifan NIK, Sponsor Formula E Berita Top 3 Metro kemarin memuat informasi soal pembangunan sumur resapan atas perintah Heru Budi, penonaktifan NIK, dan sponsor Formula E. Pembangunan Sumur Resapan di Kawasan Langganan Banjir Seskoal Cipulir Dipastikan Tak Ganggu Arus Lalin 35 hari lalu Pembangunan Sumur Resapan di Kawasan Langganan Banjir Seskoal Cipulir Dipastikan Tak Ganggu Arus Lalin Pemerintah membangun sumur resapan di kawasan langganan banjir Seskoal Cipulir, Jakarta Selatan. Pembangunan dipastikan tidak mengganggu arus lalin. 200 Sumur Resapan Model Baru akan Dibangun di Jaksel Demi Atasi Banjir, Begini Spesifikasinya 35 hari lalu 200 Sumur Resapan Model Baru akan Dibangun di Jaksel Demi Atasi Banjir, Begini Spesifikasinya Sebanyak 200 sumur resapan atau drainase vertikal model baru akan dibangun di Jakarta Selatan. Bagaimana spesifikasinya? Sumur Resapan di Ciledug Terganjal Kabel PLN ke Tangerang dan Kreo 36 hari lalu Sumur Resapan di Ciledug Terganjal Kabel PLN ke Tangerang dan Kreo Sudin SDA Jaksel akan membangun 8 sumur resapan dengan kedalaman masing-masing 20 meter untuk mengurangi genangan saat hujan. 8 Sumur Resapan Dibangun di Jalan Raya Ciledug, Pemkot Jaksel Perintah Heru Budi 36 hari lalu 8 Sumur Resapan Dibangun di Jalan Raya Ciledug, Pemkot Jaksel Perintah Heru Budi Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memerintahkan Pemkot Jakarta Selatan membangun sumur resapan di Jalan Raya Ciledug

Bisniscom, JAKARTA — Penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sumber daya alam berpotensi tidak mencapai target, tercermin dari penetapan outlook terbaru Kementerian Keuangan yang lebih rendah dari sasaran perubahan APBN 2022.. Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Semester I Tahun
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROFIL KAWASAN KONSERVASI PROVINSI DKI JAKARTA PROFIL KAWASAN KONSERVASI PROVINSI DKI JAKARTA PENGARAH 1. Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecill2. Agus Dermawan – Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis IkanPENANGGUNG JAWAB 1. Syamsul Bahri LubisPENYUSUN 1. Suraji2. Nilfa Rasyid3. Asri S. Kenyo H4. Antung R. Jannah5. Dyah Retno Wulandari6. M. Saefudin7. Muschan Ashari8. Ririn Widiastutik9. Tendy Kuhaja10. Ervien Juliyanto11. Yusuf Arief Afandi12. Budi Wiyono13. Hendrawan Syafrie14. Suci Nurhadini HandayaniDipersilahkan mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan mencantumkan sumbernya. Ā©2015 Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina bahari III Lantai 10 Jalan Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta Pusat 10110 Telp./Fax 021 3522045, Surel subditkk Situs resmi PROFIL KAWASAN KONSERVASI KATA PENGANTAR Profil Kawasan Konservasi merupakan langkah tindak lanjut dalam pengenalan, pembentukan, dan publikasi dari sebuah kawasan konservasi. Oleh karena itu, tahapan ini sangat penting untuk menentukan perkembangan, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi itu sendiri. Profil Kawasan Konservasi ini diharapkan diharapkan dapat memberikan gambaran terkini dari masing-masing kawasan, baik kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya setelah wilayah tersebut dikelola dengan baik. Kawasan-kawasan ini tiap tahunnya akan dilakukan evaluasi melalui sistem evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil E-KKP3K, sehingga dalam melaksanakan pengelolaan dan pemanfaatan bisa tepat guna, tepat ekonomi, tepat kearifan lokal, dan tepat konservasi. Ucapan terimakasih disampaikan kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan buku ini terutama kepada Balai Pengelola Taman Nasional Bunaken, Taman Nasional Wakatobi, Taman Nasional Taka Bonerate, Taman Nasional Kepulauan Togean, Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Taman Nasional Karimunjawa, dan Taman Nasional Kepulauan Seribu serta seluruh SKPD pengelola KKPD di daerah. Jakarta, 2015 Tim Penyusun iii PROFIL KAWASAN KONSERVASI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 Tujuan ............................................................................................................ 2 II. Propinsi DKI Jakarta ............................................................................................... Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu .................................................. 3 Suaka Margasatwa Pulau Rambut .......................................................... 19 III. PENUTUP ....................................................................................................... 24DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 25 iv PROFIL KAWASAN KONSERVASI PENDAHULUAN Latar Belakang Konservasi adalah suatu upaya pelestarian, perlindungan, dan pemenfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Kepentingan konservasi di Indonesia khususnya sumber daya sudah dimulai sejak tahun 1970 an melalui mainstream konservation global yaitu suatu upaya perlindungan terhadap jenis-jenis hewan dan tumbuhan langka. UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan beserta perubahannya UU Tahun 2009 dan UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengarahkan bahwa pemerintah dan seluruh stakeholder pembangunan kelautan dan perikanan lainnya untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. PP No. 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan menjabarkan arahan kedua undang-undang tersebut dengan mengamanahkan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP untuk melaksanakan konservasi sumber daya ikan, dan salah satunya adalah melalui penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi perairan. Selanjutnya, selaras dengan penyelenggaraan otonomi daerah yang diamanahkan oleh UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, tanggung jawab pengelolaan kawasan konservasi perairan, termasuk kawasan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil KKP3K, dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hingga kini, pemerintah pusat dan daerah telah melahirkan tidak kurang dari 16 juta hektar luasan kawasan konservasi perairan dan akan menggenapkan luasan kawasan konservasi perairan tersebut menjadi 20 juta hektar pada Tahun 2020. Sejarah konservasi menegaskan, titik krusial keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran konservasi terletak pada efektivitas pengelolaan yang dilakukan terhadap sebuah kawasan konservasi. Untuk mencapai hal tersebut, ditetapkan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 30 Tahun 2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan. Lebih lanjut, pada tahun 2011 juga telah menyusun Pedoman Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil E-KKP3K. 1 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Komitmen Pemerintah Indonesia untuk membangun kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar pada Tahun 2020. Capaian target tersebut pada tahun 2014 sudah mencapai 96 ha. Sebesar ha dengan 32 kawasan dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan sebesar dengan 113 kawasan dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat KKJI, 2015. Komitmen tersebut tentunya harus diikuti dengan pengelolaan yang efektif agar kawasan-kawasan tersebut mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi para pemangku-kepentingan, khususnya masyarakat setempat, maupun bagi sumberdaya keanekagaman-hayati yang dilindungi dan dilestarikan. Pengelolaan agar lebih memberikan manfaat kepada masyarakat maka diperlukan profil status kawasan konservasi, dimana dalam penyusunan profil tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran terkini dari masing-masing kawasan, baik kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya setelah wilayah tersebut dikelola dengan baik. Kawasan-kawasan ini tiap tahunnya akan dilakukan evaluasi melalui sistem evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau- pulau kecil E-KKP3K, sehingga diperlukan profil detail dan data dan informasi dari masing-masing kawasan. Maksud dan Tujuan Penyusunan profil status kawasan konservasi ini memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan gambaran terkini dari masing-masing kawasan di Provinsi DKI Jakarta, baik kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya. 2 PROFIL KAWASAN KONSERVASI PROFIL KAWASAN KONSERVASI PROVINSI DKI JAKARTA Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu 1 Nama Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu2 Dasar Hukum •Keputusan Menteri Pertanian Nomor 527/Kpts/Um/7/1982 tanggal 21Juli 1982, yang menetapkan wilayah seluas hektar KepulauanSeribu sebagai Cagar Alam dengan nama Cagar Alam Laut PulauSeribu.•Pernyataan Menteri Pertanian pada Konggres Taman Nasional Se-Dunia ke III tahun 1982 di Bali, Nomor 736/Mentan/X/1982 tanggal 10Oktober 1982, yang menyatakan Cagar Alam Laut Pulau Seribuseluas hektar sebagai Taman Nasional Laut KepulauanSeribu.•Keputusan Direktur Taman Nasional dan Hutan Wisata DirektoratJenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam DepartemenKehutanan Nomor 02/VI/TN-2/SK/1986 tanggal 19 April 1986 tentangPembagian zona di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Menteri Kehutanan Nomor 162/Kpts-II/1995 tanggal 21Maret 1995 tentang Perubahan fungsi Cagar Alam Laut KepulauanSeribu yang terletak di Kotamadya Daerah Tingkat II Jakarta UtaraDaerah Khusus Ibukota Jakarta seluas +/- Seratus delapanribu hektar menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.•Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 220/Kpts-II/2000 tanggal 2Agustus 2000 tentang Penunjukan kawasan hutan dan perairan diwilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta seluas delapan ribu empat ratus tujuh puluh lima koma empat puluhlima PROFIL KAWASAN KONSERVASI •Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002 tanggal 13Juni 2002 tentang Penetapan kawasan pelestarian alam perairanTaman Nasional Laut Kepulauan Seribu seluas Seratus tujuhempat ratus delapan puluh sembilan hektar di KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu Propinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.•Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam Departemen Kehutanan Nomor tanggal 27Januari 2004 tentang Zonasi Pengelolaan Taman Nasional LautKepulauan SeribuKondisi Ekosistem Mangrove di salah satu lokasi Kawasan KKHL 4 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Sejatinya pengaturan pemanfaatan wilayah Kepulauan Seribu dari pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, menurut telah dimulai oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, melalui beragam upaya antara lain sebagai berikut 1. PERDA Kotapraja Jakarta Raya Nomor 7 tahun 1962 tanggal 30 Maret 1962tentang Pengambilan batu barang, basir, batu dan kerikil dari pulau-pulau danbeting-beting karang dalam wilayah lautan Kotapraja Jakarta Keputusan Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 3 Desember 1969 tentang Pengamanan penggunaantanah di Kepulauan Keputusan Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 6 Nopember 1970 tentang Penutupan perairan disekeliling taman-taman karang di gugusan Kepulauan Seribu untukpenangkapan ikan oleh Nelayan-Nelayan sebagai mata pencaharianprofesional.4. Keputusan Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 31 Desember 1970 tentang Larangan penangkapanikan dengan mempergunakan alat bagan di lautan/perairan dalam wilayahDaerah Ibukota Keputusan Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 27 September 1972 tentang Ketentuan danpersyaratan pemberian izin penunjukkan penggunaan tanah untukmengusahakan/menempati pulau-pulau di Kepulauan Seribu, Daerah KhususIbukota Luas Kawasan 107, Ha4 Letak, Lokasi dan Batas-batas KawasanSecara administratif kawasan TNKpS berada dalam wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tepatnya di tiga kelurahan yaitu Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan. Secara geografis Taman Nasional ini terletak pada 5°24’ - 5°45’ LS, 106°25’ - 106°40’ BT' dan mencakup luas Ha SK Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002, yang terdiri dari wilayah perairan laut seluas 22,65% dari luas perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan 2 pulau Pulau Penjaliran Barat dan Pulau Penjaliran Timur seluas 39,50 ha. Dengan demikian, pulau-pulau lain wilayah daratan yang berjumlah 108 sesungguhnya tidak termasuk dalam kawasan TNKpS Pulau Seribu. 5 PROFIL KAWASAN KONSERVASI 5 Status KawasanPengelolaan kawasan konservasi pada dasarnya menggunakan acuan rencana pengelolaan dan zonasi yang telah disusun berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Nomor Berdasarkan hasil evaluasi efektivitas pengelolaan yang dicoba dinilai dengan pedoman teknis evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil E-KKP3K menunjukan bahwa kawasan ini masih memerlukan dukungan pembiayaan pengelolaan untuk mencapai tata kelola kawasan konservasi yang lebih efektif. Hasil evaluasi ini tidak dapat menggambarkan status pengelolaan kawasan secara tepat dan utuh. Mengingat terdapat sejumlah kriteria pengelolaan yang dilihat menggunakan kacamata yang berbeda. Selanjutnya, evaluasi ini akan menjadi catatan penting bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menggunakan pendekatan pengelolaan terpadu yang lebih strategis. 6 Kondisi UmumKabupaten Administrasi Kepulauan Seribu merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 1 meter diatas permukaan laut. Luas Kepulauan Seribu, berdasarkan SK Gubernur No 171 tahun 2007, adalah 8,70 km2. Wilayah Kepulauan Seribu terdiri dua kecamatan yaitu Kec. Kepulauan Seribu Utara 79 pulau dan Kec. Kepulauan Seribu Selatan 31 pulau serta memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau. Luas TNKpS menurut bentuk lahan tahun 2013 adalah •Daratan Pulau seluas Ha 0,54%•Rataan Pasir dan Karang Ha 4,05%•Karang Dalam Ha 0,09%•Perairan Laut Ha 95,32%Pada tahun 2013 keadaan iklim di sekitar Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut 6 PROFIL KAWASAN KONSERVASI •Suhu udara terendah 23,0°C dan tertinggi 35,4°C dengan rata-rata bulanansekitar 27,3-29,3 °C, terdingin pada bulan Januari dan terpanas pada bulanOktober.•Jumlah hari hujan bulanan antara 5-22 hari, tersendah pada bulan Septemberdan tertinggi bulan Januari.•Kelembaban udara terendah 42% dan tertinggi 98% dengan rata-rata bulanansekitar 71-83%.•Kecepatan angin terendah 6 knot dan tertinggi 46 knot, dengan rata-ratabulanan berkisar 3,5-5,5 knot. Kecepatan angin terendah hampir terjadi disemua bulan kecuali bulan juli, agustus, dan oktober, sedang kecepatantertinggi terjadi pada bulan Target Konservasi dan ZonasiMengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Nomor tanggal 27 Januari 2004 tentang Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, uraian target konservasi taman nasional ini sebagai berikut •Target Sumberdaya BioekologisoZona Inti Taman Nasional Hektar adalah bagian kawasan tamannasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanyaperubahan apapun oleh aktivitas manusia. Zona Inti I hektarmeliputi perairan sekitar Pulau Gosong Rengat dan Karang Rengat padaposisi geografis 5°27'00" - 5°29'00" LS dan 106°26'00" - 106°28'00" BT,yang merupakan perlindungan Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, danEkosistem Terumbu Karang. Zona Inti II hektar meliputi perairansekitar Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur, dan perairan sekitarPulau Peteloran Timur, Peteloran Barat, Buton, dan Gosong Penjaliran,pada posisi 5°26'36" - 5°29'00" LS dan106°32'00" - 106°36'00" BT, yangmerupakan perlindungan Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, EkosistemTerumbu Karang, dan Ekosistem Hutan Mangrove. Zona Inti III 570hektar meliputi perairan sekitar Pulau Kayu Angin Bira, Belanda danbagian utara Pulau Bira Besar, pada posisi 5°36'00"-5°37'00" LS dan106°33'36"-106°36'42" BT, yang merupakan perlindungan perlindunganPenyu Sisik Eretmochelys imbricata, dan Ekosistem Terumbu Perlindungan Taman Nasional 50 Hektar adalah bagiankawasan taman nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona intitaman PROFIL KAWASAN KONSERVASI oZona Perlindungan meliputi perairan sekitar Pulau Dua Barat, Dua Timur,Jagung, Gosong Sebaru Besar, Rengit, dan Karang Mayang, pada posisigeografis5°24'00"-5°30'00" LS dan 106°25'00"-106°40'00" BT, dan daratanPulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur seluas 39,5 hektar.•Target Sosial, Budaya dan EkonomioZona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional Hektar adalahbagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat rekreasi dankunjungan wisata. Zona Pemanfaatan Wisata meliputi perairan sekitarPulau Nyamplung, Sebaru Besar, Lipan, Kapas, Sebaru Kecil, Bunder,Karang Baka, Hantu Timur, Hantu Barat, Gosong Laga, Yu Barat/Besar,Yu Timur, Satu/Saktu, Kelor Timur, Kelor Barat, Jukung, Semut Kecil, Cina,Semut Besar, Sepa Timur/Kecil, Sepa Barat/Besar, Gosong Sepa, Melinjo,Melintang Besar, Melintang Kecil, Perak, Kayu Angin Melintang, KayuAngin Genteng, Panjang, Kayu Angin Putri, Tongkeng, Petondan Timur,Petondan Barat/Pelangi, Putri Kecil/Timur, Putri Barat/Besar, Putri Gundul,Macan Kecil, Macan Besar/Matahari, Genteng Besar, Genteng Kecil, BiraBesar, Bira Kecil, Kuburan Cina, Bulat, Karang Pilang, Karang Ketamba,Gosong Munggu, Kotok Besar, dan Kotok Kecil, pada posisi geografis5°30'00"-5°38'00" LS dan 106°25'00"-106°40'00" BT, dan 5°38'00"-5°45'00"LS dan 106°25'00"-106°33'00" Pemukiman Taman Nasional Hektar adalah bagiankawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan danperumahan penduduk masyarakat. Zona Pemukiman meliputi perairansekitar Pulau Pemagaran, Panjang Kecil, Panjang, Rakit Tiang, Kelapa,Harapan, Kaliage Besar, Kaliage Kecil, Semut, Opak Kecil, Opak Besar,Karang Bongkok, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Layar,Sempit, Karya, Panggang, dan Pramuka, pada posisi geografis 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°33'00"-106°40'00" lanjut, berdasarkan Keputusan Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu No Tentang Sumber Daya Alam Penting 10 sepuluh sumber daya alam penting yang menjadi Target Konservasi Pada Taman Nasional Kepulauan Seribu, sebagaimana disitir yakni Terumbu Karang, Mangrove, Molusca, Penyu, Lamun, Hutan Pantai, Elang, Mamalia Laut, Ikan Ekonomis dan Burung Migran. 8 PROFIL KAWASAN KONSERVASI 8 Kondisi Ekologis - KeanekaragamanHayatiTumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Kepulauan Seribu didominasi oleh tumbuhan pantai, seperti nyamplung Calophyllum inophyllum, waru Hibicus tiliaceus, pandan Pandanus sp., cemara laut Casuarina equisetifolia, cangkudu Morinda citrifolia, butun Barringtonia asiatica, bogem Bruguiera sp., sukun Artocarpus altilis, ketapang Terminalia cattapa, dan kecundang Cerbena adollam. Gambar 1. Dokumentasi sampling mangrove TN Laut Kepulauan Seribu Kekayaan kehidupan laut taman nasional ini terdiri dari karang keras/lunak sebanyak 54 jenis, 144 jenis ikan, 2 jenis kima, 3 kelompok ganggang seperti Rhodophyta, Chlorophyta dan Phaeophyta, 6 jenis rumput laut seperti Halodule sp., Halophila sp., dan Enhalus sp., serta 17 jenis burung pantai. Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan tempat peneluran. Sebagian besar pantai-pantai di taman nasional ini dilindungi oleh hutan bakau yang merupakan tempat hidup biawak, ular cincin emas dan piton. penyu sisik Eretmochelys imbricata dan penyu hijau Chelonia mydas yang merupakan satwa langka. Hasil survey yang pada bulan September tahun 2015 dilakukan penyelaman pada 3 lokasi pengamatan. Lokasi dan titik koordinat penyelaman adalah sebagai berikut •Pulau Bira Besar 06o 00’ 20,89ā€ LS dan 106o 47’ 45,96ā€ BT •Penjaliran Timur 05o28’ 04,64ā€ LS dan 106o 33’ 03,15ā€ BT •Gosong Rengat 05o25’ 21,56ā€ LS dan 106o 29’ 22,94ā€ BT 9 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Persentase penutupan di zona inti ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar 2. Grafik Persentase Penutupan Terumbu Karang di Zona inti TN laut Kepulauan Seribu September 2015 Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04/MENLH/02/2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang Kategori kondisi terumbu karang, kondisi terumbu karang di Zona inti Penjaliran Timur adalah komdisi baik yaitu 71,74%, sementara itu untuk zona inti lainnya dalam kondisi sedang yaitu sebesar 48,91% di Pulau Bira Besar dan 35,87% di Gosong Rengat. Pada zona-zona inti tersebut sebagian lagi didominasi oleh didominasi oleh karang mati death coral, soft coral dan algae. Persentase penutupan karang keras hard coral, soft coral, algae, death coral, dan biota laut lainnya other biota disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Persentase penutupan terumbu karang zona inti TN Kepulauan Seribu September 2015 TN. Kepulauan Seribu Pulau Bira Besar Penjaliran Timur Gosong Rengat 48,91% 71,74% 35,87% 46,74% 67,39% 8,70% 2,17% 4,35% 27,17% 0,00% 14,13% 2,17% 39,13% 2,17% 17,39% 11,96% 7,61% 29,35% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 4,35% 15,22% Total penutupan % 100% 100% 100% 0%20%40%60%80%100%Pulau Bira Besar Penjaliran Timur Gosong RengatPersen Penutupan Hard Coral Zona inti TN laut Kepulauan Seribu DKI Jakarta AbiotikOther BiotaAlgaeDeath CoralSoft CoralHard Coral10 PROFIL KAWASAN KONSERVASI TN. Kepulauan Seribu Pulau Bira Besar Penjaliran Timur Gosong Rengat H' Index 1,52 1,93 2,26 H' Max 2,32 2,32 3,00 Similarity Index E 0,66 0,83 0,75 Dominancy Index C 0,47 0,31 0,32 Sumber data primer, 2015 Gambar 3. Kondisi Ekosistem Terumbu karang Zona inti TN Laut Kepulauan Seribu 9 Kondisi Sosial Budaya dan EkonomiPenduduk Kepulauan Seribu berjumlah KK 660 Keluarga Pra Sejahtera, diantaranya 65 % bermukim di Pulau Pemukiman Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, dan Pulau Harapan yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat adalah Nelayan Tangkap 70,99 %, utamanya 11 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Nelayan Tangkap termasuk Nelayan Jaring MUROAMI jaring yang tidak ramah lingkungan karena merusak karang dan sebagian kecil masih menggunakan Racun POTASIUM SIANIDA dan atau dinamit. Berdasarkan kriteria kegiatan budidaya perikanan berupa kondisi fisik geofisik keterlindungan, kedalaman perairan, dan substrat dasar laut, oceanografis kecepatan arus, dan kualitas air kecerahan dan salinitas, kapasitas Kepulauan Seribu untuk pengembangan budidaya perikanan laut seluas 904,17 ha, diantaranya 622,49 ha 66 % dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Berdasarkan kriteria kepariwisataan berupa keindahan alam, keaslian panorama alam, keunikan ekosistem, tidak adanya gangguan alam yang berbahaya, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, kapasitas Kepulauan Seribu untuk pengembangan pariwisata seluas 872,06 ha dengan kapasitas pengunjung Orang per hari, diantaranya 795,38 ha dan Orang per hari 73 % adalah kapasitas dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu 10 Potensi PerikananProduksi perikanan di Kep. Seribu cenderung menurun dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 produksi ton, tahun 2012 produksi ton, sedang tahun 2013 jumlah produksi ton. Jumlah pembudidaya pembenihan sebanyak 21 orang dengan luasa lahan 910 m2, sedang untuk pembesaran jumlah perorangan sebanyak 337 jiwa dengan luas lahan m2 dan untuk perusahaan sebanyak 131 perusahaan dengan luas tahun 2013 jumlah nelayan tetap jiwa dimana sebagai nelayan pemilik sebanyak 532 jiwa dan nelayan pekerja sebanyak jiwa. Jumlah armada perahu sebanyak 1273 unit unit 0-5 GT, 159 unit 5-10 GT, dan 1 unit 10-20 GT. Jumlah alat tangkap ikan sebanyak unit yang didominasi oleh payang, jarring,bagan, pancing, bubu, dan muro ami. 11 Potensi PariwisataZona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional Hektar meliputi perairan sekitar Pulau Nyamplung, Sebaru Besar, Lipan, Kapas, Sebaru Kecil, Bunder, Karang Baka, Hantu Timur, Hantu Barat, Gosong Laga, Yu Barat/Besar, Yu Timur, Satu/Saktu, Kelor Timur, Kelor Barat, Jukung, Semut Kecil, Cina, Semut Besar, Sepa Timur/Kecil, Sepa Barat/Besar, Gosong Sepa, Melinjo, Melintang Besar, Melintang Kecil, Perak, Kayu Angin Melintang, Kayu Angin Genteng, Panjang, Kayu Angin Putri, Tongkeng, Petondan Timur, Petondan Barat/Pelangi, Putri Kecil/Timur, Putri Barat/Besar, Putri Gundul, Macan Kecil, Macan Besar/Matahari, Genteng Besar, Genteng Kecil, Bira Besar, Bira Kecil, 12 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Kuburan Cina, Bulat, Karang Pilang, Karang Ketamba, Gosong Munggu, Kotok Besar, dan Kotok Kecil, pada posisi geografis 5°30'00"-5°38'00" LS dan 106°25'00"-106°40'00" BT, dan 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°25'00"-106°33'00" pulau/obyek yang menarik untuk dikunjungi •Beberapa Resort Wisata Bahari seperti Resort Wisata Pulau Kotok, PulauBira, Pulau Sepa, Pulau Putri, Pulau Matahari, dan Pulau di Pulau Pramuka terdapat Paket Wisata Pendidikan danKonservasi Laut yang dikelola oleh Koperasi Taman Nasional KepulauanSeribu dengan melibatkan masyarakat setempat.•Beberapa obyek yang menarik dalam wisata pendidikan dan konservasi lautadalah oPengenalan Tukik/ Penyu Sisik Eretmochelys imbricata;oPengenalan jenis, manfaat dan berkarya dengan menanam Mangrove;oPengenalan jenis, manfaat dan berkarya dengan menanam Lamun;oPengenalan biota laut & melakukan transplantasi karang hias;oMenikmati panorama alam bahari dan budaya masyarakat KepulauanSeribu;oPengenalan Diving awal/diving;oPengenalan Snorkeling/Snorkeling;oMelakukan kunjungan ke Pulau Rambut, Resort Wisata Pulau Kotok, PulauPutri akuarium bawah laut;oMelihat Penangkaran Kupu-kupu dan Hatchery Biota Langka;oMemancing; Bakar Ikan/ Api Unggun; High Ropes Out Bond; dsb•Jumlah akomodasi pariwisata di Kep. Seribu adalah pada tahun 2013 adalahhomestay 278 unit, rumah makan 56 unit, dan hotel resort 8 yang berkaitan dengan Pungutan Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Taman Nasional Kepulauan Seribu sebagaimana disitir adalah sebagai berikut 1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 tahun 1998 tanggal 5 Mei 1998 tentangTarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP yang berlaku padaDepartemen Kehutanan dan Perkebunan. PP ini mengatur besaran pungutanterhadap pengunjung/wisatawan, kendaraan air, snapshoot, danolahraga/rekreasi alam bebas di dalam TNKpS. PP ini telah memperbaiki13 PROFIL KAWASAN KONSERVASI pengaturan besaran tarif pungutan yang sebelumnya telah tersurat pada SK Menhut Nomor 878/Kpts-II/1992. 2. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 656/ tanggal 27Desember 2001 tentang Tatacara pengenaan, pemungutan, penyetoranpungutan dan iuran bidang perlindungan hutan dan konservasi ini mengatur wajib terpungut dan pelaksana pemungutan, tatacara penyetoran dan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 878/Kpts-II/1992 tanggal 8September 1992 tentang Tarif pungutan masuk ke hutan wisata, tamannasional, taman hutan raya dan taman wisata laut. Keputusan ini masihmengatur perimbangan pembagian hasil pungutan masuk taman nasional,dan pembagian Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian AlamDepartemen Kehutanan Nomor 77/Kpts/DJ-VI/1992 tanggal 1 Oktober 1992tentang Tata cara pengenaan, pemungutan, penyetoran, dan penatausahaanpungutan masuk ke hutan wisata, taman nasional, taman hutan raya, dantaman wisata laut. Keputusan ini masih mengatur pembuatan karcis, danpenatausahaan pungutan.•Tiket MasukTiket Masuk Pengunjung Umum /org/hari Tiket masuk Rombongan Pelajar / mahasiswa Minimal 10 orang /org/hari Kapal Motor 40 s/d 100 PK /unit/hari Kapal Motor 100 s/d 500 PK /unit/hari Kapal Motor Diatas 500 PK /unit/hari *Tiket masuk pada hari libur 150% dari harga hari kerja14 PROFIL KAWASAN KONSERVASI •Kegiatan Wisata Umum* Rombongan mahasiswa dan pelajar minimal 10 orang•Penelitian Menggunakan KawasanKawasan Pelestarian Alam TN dan TWA Mancanegara Domestik 25 orang * Tarif tidak berlaku bagi anak umur ≤ 6 tahun 12 AksesibilitasKawasan TNKpS dapat diakses melalui laut, dan relatif mudah di akses dari DKI Jakarta. Perjalanan umum melalui Pelabuahan Muara Angke dengan kapal umum/regular yang berangkat setiap hari dengan perjalanan sekitar 2,5 jam sampai di P. Pramuka Ibu Kota Kab. Kepulauan Seribu. Jalur kedua adalah melalui Marina Ancol menggunakan kapal cepat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam sampai P. Pramuka. Perjalanan kapal cepat setiap hari sekitar jam 9-10 pagi. Alternatif lain dengan menggunakan speed boad sewaan/carteran di Pelabuhan Ancol dengan waktu sesuai dengan keinginan penyewa. Akomodasi ke Kepulauan Seribu terdapat beberapa Resort Wisata Bahari seperti Resort Wisata Pulau Kotok, Pulau Bira, Pulau Sepa, Pulau Putri, Pulau Matahari, dan Pulau Pantara. Sedangkan terkait dengan Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut di Pulau Pramuka dan sekitarnya, terdapat beberapa akomodasi antara lain Mess/wisma tamu TNKpS, vila de lima, vila dermaga, dan homestay milik penduduk. 13 Upaya Pengelolaan KawasanPada tahun 2013 jumlah pelestarian penyu sisik di P. Kelapa Dua yaitu jumlah awal sekitar ekor dengan pelepasan sebanyak ekor sehingga jumlah akhir sekitar ekor setelah dikurangi dari kematian/hilang. Penanaman pohon mangrove pada tahun 2013 dilakukan dengan luasan 10 Ha dengan penanman phon sebanyak batang, sehingga sampai tahun 2013 jumlah lahan yang telah direhabilitasi seluas Ha dengan jumlah ponon yang ditanam sekitar batang dimulai tahun 2007. Pada tahun 2015, dalam upaya mendukung pengelolaan efektif, kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah berinisiatif melaksanakan kegiatan kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat di 7 tujuh taman nasional laut, termasuk di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kegiatan tersebut antara lain sarasehan pengelolaan kawasan konservasi di Pulau Kelapa. Sarasehan mendiskusikan isu-isu terkini permasalahan yang dihadapi nelayan serta para pengunjung taman nasional. Pada kesempatan tersebut dilakukan penenggelaman dome transplantasi karang di Pulau Pramuka sebanyak 40 unit. Upaya ini bertujuan untuk merehabilitasi terumbu karang yang diharapkan hasilnya dapat menjadi tambahan habitat ikan sehingga dapat mendorong produksi ikan dan meningkatkan pariwisata. Satu unit perahu nelayan juga telah diberikan kepada kelompok masyarakat Mitra Polhut kelurahan Pulau kelapa. 16 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Bantuan tersebut diterima langsung oleh Ketua Kelompok Sdr. Madusin. Sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan ini, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut telah berkoordinasi dengan Ditjen PHKA serta mendiskusikan secara teknis persiapan kegiatan dimaksud. Berikut adalah beberapa dokumentasi kegiatan dimaksud 17 Dokumentas Pertemuan Pembahasan Pengelolaan Taman Nasional kepulauan Seribu dan Kegiatan Rehabilitasi Habitat Dok. Dit KKHL KKP PROFIL KAWASAN KONSERVASI 14 Peta LokasiGambar 4. Peta Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Sesuai SK Dirjen PHKA No Nomor SK. 05/IV-KK/2004 18 PROFIL KAWASAN KONSERVASI SM Pulau Rambut dan Perairan 1 Nama Kawasan SM Pulau Rambut dan Perairan2 Dasar Hukum •Pencadangan Keputusan Menteri Hutbun No. 275/Kpts-II/1999 Tgl. 7-5-1999 •Rencana Pengelolaan dan Zonasi -•Unit Organisasi Pengelola - •Penetapan - 3 Luas Kawasan 45 Ha daratan dan 45 Ha perairan4 Letak, Lokasi dan Batas-batas KawasanSuaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Secara geografis kawasan Suaka Margasatwa Pulau Rambut terletak diantara 106o41′14″ - 106o41′46″ BT dan 5o56′47″ - 5o56′57″ LS, yaitu kearah Barat Laut dari Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan menurut administrasi pemerintah, Suaka Margasatwa Pulau Rambut termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pulau Rambut juga dikenal sebagai ā€œsurga burungā€. Pulau ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik flora maupun faunanya. 5 Kondisi UmumSecara alami, kawasan Pulau Rambut merupakan habitat berbagai satwa, terutama burung-burung air merandai dan tempat persinggahan burung-burung migran. Berdasarkan berbagai hasil pengamatan, Pulau Rambut memiliki keanekaragaman jenis burung. Ada sekitar 56 jenis burung yang dijumpai. Burung-burung tersebut terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok burung air 18 jenis dan kelompok bukan burung air 38 jenis. Jumlah dan komposisi burung yang dijumpai di Pulau Rambut dari waktu ke waktu bisa saja berbeda karena dinamika habitat, perilaku dan perkembangan berbagai jenis burung tersebut. Jenis burung air yang dijumpai seperti dari famili Heron Ardeidae dan Cormorant Phalacrocoracidae yang memiliki populasi terbesar. Jenis lainnya seperti family Darter Anhingidae, Stork Ciconiidae dan Ibises Threskiornithidae. 19 PROFIL KAWASAN KONSERVASI Gambar 5. Papan Nama Cagar Alam Pulau Rambut dan Pemandangan hutan di lihat dari atas. Hutan pantai merupakan habitat yang berfungsi sebagai tempat beristirahat burung pemakan biji dan serangga, seperti tekukur, kucica dan kepodang. Hutan pantai yang didominasi oleh pohon kepuh dan kedoya yang berbatasan dengan hutan mangrove merupakan habitat yang berfungsi sebagai tempat bersarang dan tempat membesarkan anak serta tempat beristirahat. Sulistiani 1991 menyatakan bahwa Egretta garzetta membuat sarang di hutan magrove terutama pada pohon Rhizophora sp. dan Ceriops tagal. Ayat 2002 menemukan bahwa pohon yang dijadikan sebagai tempat bersarang adalah Sterculia foetida, R. mucronata, Ficus timorensis dan Excoecaria agallocha. Karakteristik jenis pohon sebagai inang berupa pohon masih hidup dan jenis emergent, kecuali pada tipe hutan mangrove yang memiliki tajuk yang tidak berhubungan dengan tajuk pohon di sekitarnya dan berukuran lebar, tinggi pohon > 11 meter dan diameter sekitar 66,6 cm. Sebelumnya, Imanuddin 1999 juga menemukan bahwa Myctenia cinerea bersarang pada Sterculia foetida, Manilkara kauki dan Xylocarpus granatum dengan tinggi pohon > 6 meter dan penutupan tajuk > 25,9 meter persegi. Pada tahun 2013 keadaan iklim di sekitar Kep. Seribu adalah sebagai berikut •Suhu udara terendah 23,0oC dan tertinggi 35,4oC dengan rata-rata bulanansekitar 27,3-29,3 oC, terdingin pada bulan Januari dan terpanas pada bulanOktober.•Jumlah hari hujan bulanan antara 5-22 hari, tersendah pada bulan Septemberdan tertinggi bulan Januari.•Kelembaban udara terendah 42% dan tertinggi 98% dengan rata-rata bulanansekitar 71-83%.•Kecepatan angin terendah 6 knot dan tertinggi 46 knot, dengan rata-ratabulanan berkisar 3,5-5,5 knot. Kecepatan angin terendah hampir terjadi di20 PROFIL KAWASAN KONSERVASI semua bulan kecuali bulan juli, agustus, dan oktober, sedang kecepatan tertinggi terjadi pada bulan januari. 6 Kondisi Ekologis - KeanekaragamanHayatiKawasan Pulau Rambut merupakan habitat burung-burung air merandai dan tempat persinggahan burung-burung migran. Ada sekitar 56 jenis burung yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok burung air 18 jenis dan kelompok bukan burung air 38 jenis. Jenis burung air seperti dari famili Heron Ardeidae dan Cormorant Phalacrocoracidae dan jenis lainnya seperti family Darter Anhingidae, Stork Ciconiidae dan Ibises Threskiornithidae. Hutan pantai didominasi oleh pohon kepuh dan kedoya yang berbatasan dengan hutan mangrove. Kartawinata dan Waluyo 1977 membagi hutan payau di Cagar Alam Pulau Rambut menjadi 3 komunitas utama yaitu a komunitas Scyphiphora-Pempis acidula yang dihuni oleh cangak merah, kuntul besar, kuntul kerbau, b komunitas Rhizophora mucronata yang dihuni oleh pecuk ular, cangak merah, roko-roko dan kowak maling, c komunitas Rhizophora mucronata yang dihuni oleh kuntul kerbau, pecuk besar, pecuk kecil, kuntul perak, kuntul kecil dan kowak maling. Hutan payau primer didominasi Rhizophora mucronata dan hutan payau sekunder oleh Ceriops-Xylocarpus-Scyphiphora. 7 Kondisi Sosial Budaya dan EkonomiJumlah penduduk di Kepulauan Seribu pada tahun 2013 sebesar jiwa dengan laju pertumbuhan 1,25% dengan angka kepadatan jiwa/km2. Mata pencaharian masyarakat Kep. Seribu didominasi oleh lapangan pekerjaan bidang jasa jiwa dan pertanian jiwa. Produk pertanian holtikultur didominasi oleh tanaman buah-buahan, sedang pertanian perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dan budidaya laut. 8 Potensi PerikananProduksi perikanan di Kep. Seribu cenderung menurun dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 produksi ton, tahun 2012 produksi ton, sedang tahun 2013 jumlah produksi ton. Jumlah pembudidaya pembenihan sebanyak 21 orang dengan luasa lahan 910 m2, sedang untuk pembesaran jumlah perorangan sebanyak 337 jiwa dengan luas lahan m2 dan untuk perusahaan sebanyak 131 perusahaan dengan luas tahun 2013 jumlah nelayan tetap jiwa dimana sebagai nelayan 21 PROFIL KAWASAN KONSERVASI pemilik sebanyak 532 jiwa dan nelayan pekerja sebanyak jiwa. Jumlah armada perahu sebanyak 1273 unit unit 0-5 GT, 159 unit 5-10 GT, dan 1 unit 10-20 GT. Jumlah alat tangkap ikan sebanyak unit yang didominasi oleh payang, jarring,bagan, pancing, bubu, dan muro ami. 9 Potensi PariwisataDi kawasan cagar alam ini kita bisa melakukan pengamatan burung melewati jalan yang sudah disediakan. Di beberapa tempat sudah disediakan papan penunjuk yang menyebutkan lokasi beberapa spesies burung yang bisa ditemui. Bila agak ke tengah, maka kita bisa mengamati seluruh kawasan ini dari menara setinggi kurang lebih 30 meter. Dari menara, akan disuguhi aktivitas lalu lalang beberapa penghuni kawasan suaka, semua jenis burung akan kelihatan dari puncak menara. Gambar 6. Menara untuk melihat view suaka margasatwa dari atas 22 PROFIL KAWASAN KONSERVASI 10 AksesibilitasUntuk mencapai Suaka Margasatwa Pulau Rambut, sebagaimana disitir situs resmi Pemprov DKI pengunjung dapat melakukan perjalanan melalui penyeberangan Tanjung Pasir, dari Pelabuhan Muara Angke, Marina ancol atau Pelabuhan Kamal. Untuk perjalanan penyeberangan Tanjung Pasir menggunakan rute antara lain, dari Jakarta bisa naik bis arah Terminal Kalideres, kemudian naik angkot ke arah Pintu Air Tangerang, kemudian naik angkutan Elf sampai Kampung Melayu Teluk Naga dan naik angkot ke Tanjung Pasir. Tarif sewa kapal sampai Suaka Margasatwa Pulau Rambut sebesar Rp Sedangkan melalui Pelabuhan Muara Angke menggunakan perahu dengan jadwal perahu yang ke arah Kepulauan Seribu pukul WIB turun di Pulau Untung Jawa kemudian menyeberang ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut. Tarif perahu dari Pelabuhan Muara Angke ke Pulau Untung Jawa pada tahun 2014 sekitar Rp dan Pulau Untung Jawa ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut Rp Pengunjung yang menggunakan jasa penyeberangan dari Dermaga Marina Ancol hanya menggunakan waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan speedboat,sedangkan yang menggunakan jasa penyeberangan dari pelabuhanKamal menggunakan waktu tempuh sekitar 60 menit menggunakan perahu motor. 23 PROFIL KAWASAN KONSERVASI PENUTUP Buku profil status kawasan konservasi ini merupakan salah satu upaya pengelolaan kawasan konservasi laut/perairan yang berkelanjutan dalam upaya mencapai target. Buku ini berisi informasi-informasi sebagai bagian penyampaian/ kampanye konservasi laut/perairan di Indonesia agar supaya diketahui kalayak umum dan bisa menjadi panduan/acuan tentang konservasi laut/perairan. Kami ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh Balai Taman Laut Nasional, Kawasan Konservasi Perairan Daerah yang telah banyak membantu untuk tercapainya buku ini tersusun dengan baik. 24 PROFIL KAWASAN KONSERVASI DAFTAR PUSTAKA -. 2014. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Seribu -. 2004. Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu -. 2004. Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu -. 2013. Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3K Kabupaten/Kota, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautasn, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau-Kecil Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Tentang Kawasan Konservasi Di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Tentang Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan. Siregar V at all. 2010. Informasi Spasial Habitat Perairan Dangkal dan Pendugaan Stok Ikan Terumbu Karang Menggunakan Citra satelit. SEAMEO BIOTROP dan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. 25 PROFIL KAWASAN KONSERVASI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Teknis Penyusunan RZWP3K Kabupaten/Kota, Kementerian Kelautan dan PerikananPada tahun 2013 jumlah nelayan tetap jiwa dimana sebagai nelayan -. 2014. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Seribu -. 2004. Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu -. 2004. Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu -. 2013. Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3K Kabupaten/Kota, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautasn, Pesisir, dan Pulaupulau Kecil, Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau-KecilInformasi Spasial Habitat Perairan Dangkal dan Pendugaan Stok Ikan Terumbu Karang Menggunakan Citra satelit. SEAMEO BIOTROP dan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPBV SiregarSiregar V at all. 2010. Informasi Spasial Habitat Perairan Dangkal dan Pendugaan Stok Ikan Terumbu Karang Menggunakan Citra satelit. SEAMEO BIOTROP dan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Indonesia Nomor 27 TahunUndang-UndangUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau cenderung menurun dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 produksi ton, tahun 2012 produksi ton, sedang tahun 2013 jumlah produksi tonPotensi Perikanan Produksi Perikanan Di KepPotensi Perikanan Produksi perikanan di Kep. Seribu cenderung menurun dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 produksi ton, tahun 2012 produksi ton, sedang tahun 2013 jumlah produksi ton. Jumlah pembudidaya
TanahPapua kaya akan sumber daya alam. Potensi wisatanya pun sangat menjanjikan. Salah satu objek wisata yang sudah terkenal sampai ke mancanegara adalah Raja Ampat. Letaknya yang berada di segitiga terumbu karang (coral triangle) yang sangat menarik bagi wisatawan, menjadikan Raja Ampat sebagai salah satu ikon pariwisata Provinsi Papua
Jakarta atau yang biasa disebut dengan Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta berlokasi di bagian utara barat Pulau Jawa berbatasan langsung dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Karena luas wilayahnya yang tidak terlalu besar, tentunya provinsi yang juga menjadi pusat ibukota negara Indonesia ini tidak memiliki banyak cadangan sumber daya alam yang melimpah jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Berikut adalah beberapa sumber daya alam yang bisa ditemui di DKI Perikanan dan KelautanPotensi perikanan di Jakarta banyak ditemui di wilayah pesisir utara Jakarta dan di wilayah Kepulauan seribu. Diantara hasil utamanya adalah ikan konsumsi yang diperoleh dari tangkapan seperti berbagai jenis ikan, cumi, udang, kepiting, dan ikan lainnya adalah ikan tambak dan ikan air tawar yang dikembangkan di kolam-kolam. Selain itu, Jakarta juga menghasilkan berbagai jenis ikan hias yang banyak diperdagangkan sebagai peliharaan di menghasilkan produk pangan perikanan, laut Jakarta juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi pariwisata kelautan baik itu di wilayah pesisir utara maupun di kawasan Kepulauan PertambanganTambang yang ada di Jakarta adalah berupa minyak bumi dan gas alam yang di eksplorasi di Pulau Pabelokan, Kepualauan Seribu. Kegiatan pertambangan di blok ini mulai berjalan sejak tahun 2000 dengan kapasitas produksi rata-rata mencapai 4 juta barel per PertanianMeski kegiatan ekonomi Jakarta lebih banyak berasal dari sektor industri dan jasa, akan tetapi kegiatan pertanian juga masih ada disini. Pada tahun 2020, setidaknya ada 414 hektar lahan pertanian di Jakarta yang dikelola oleh 15 kelompok tani. Lahan pertanian tersebut berada di Kecamanatan Kalideres dan Kecamatan Kembangan, Jakarta BaratKecamatan Cilincing, Jakarta UtaraKecamatan Cakung, Jakarta umum, jenis pertanian yang dikembangkan selain padi adalah pertanian hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dan tanaman PeternakanSumber daya alam pangan lain yang menjadi potensi ekonomis di Jakarta adalah dari sektor peternakan. Menurut data dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta mengalami pertumbuhan dalam populasi ternak dari tahun ke ternak mayoritas yang dihasilkan Provinsi DKI Jakarta adalah berupa itik/itik manila, diikuti dengan kambing, sapi perah, domba, sapi potong, kuda, dan kerbau.
DKIJAKARTA BAGIAN PERUNDANG - UNDANGAN OKTOBER - 2016 KAJIAN AKADEMIK Sumber Daya Manusia 63 Tabel : 4.2. Model Guest HRM 64 DAFTAR GRAFIK otoriter ke alam keterbukaan dan demokratis, memunculkan dampak-dampak sosial yang mengagetkan kita semua. Dari segi kehidupan sosial-politik, faktanya menunjukkan masyarakat Indonesia telah
Berlokasi di Pulau Jawa yang dilewati cincin api ring of fire, Jakarta rawan akan bencana alam. Jakarta rentan akan bencana alam seperti banjir, penurunan muka tanah land subsidence, hingga gempa bumi. Sebagai Kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, Jakarta juga rawan akan bencana non-alam seperti kebakaran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 143 Tahun 2015 tentang Rencana Penanggulangan Bencana di Provinsi DKI Jakarta. Melalui peraturan tersebut, dipetakanlah beberapa potensi bencana yang mengancam Jakarta mulai dari bencana alam maupun non-alam. Keselamatan warga dan wilayah Jakarta menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Melalui Indeks Risiko Bencana Indonesia IRBI 2021, Provinsi DKI Jakarta memiliki indeks 60,43 atau masuk kategori sedang. Nilai pada indeks ini cenderung menurun sejak tahun 2015 dan membuktikan upaya konkret Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga ketahanan dan stabilitas wilayah dari risiko bencana. Dari keseluruhan bencana yang terjadi di Jakarta, banjir dan kebakaran mendominasi dengan frekuensi tinggi dan berulang. Guna menanggulangi banjir, Pemprov DKI Jakarta telah menambah jumlah Disaster Early Warning System DEWS sebanyak 9 sembilan unit yang ditempatkan di daerah rawan banjir, yaitu Kelurahan Kapuk, Kembangan, Cipulir, Pengadegan, Cilandak Timur, Pejaten Timur, Cawang Cipinang Melayu, dan Kebon Pala. Kemudian juga telah dibuat Automatic Weather System AWS sebanyak 31 tiga puluh satu unit yang ditempatkan di 5 lima wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu. Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta menjadi pusat dari perniagaan dan pemerintahan nasional. Kota Jakarta merupakan pusat dari wilayah aglomerasi Jabodetabekpunjur Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jabodetabekpunjur. Selama puluhan tahun sebagai Ibu Kota Negara, Provinsi DKI Jakarta berkontribusi sebesar 17,3% bagi perekonomian nasional di tahun 2018, melalui aktivitas bisnis nasional hingga internasional serta kegiatan UMKM. Tingginya mobilitas penduduk dan aktivitas perkotaan membutuhkan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai. Karenanya, pengembangan Kota Jakarta ke depan akan berorientasi bagi konektivitas transportasi publik yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah sekitarnya. Hingga tahun 2030, Jakarta akan mengoptimalisasi pembangunan transportasi publik yang semakin memudahkan perpindahan tiap warganya. Melalui pengembangan Bus Rapid Transit BRT TransJakarta serta KRL loop line Jabodetabek yang akan didukung oleh penyediaan moda transportasi baru seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek. Perpindahan Ibu Kota Negara tidak serta-merta menghilangkan status Jakarta sebagai Kota Global yang berkontribusi tinggi bagi perekonomian nasional. Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan sebagai pusat aktivitas bisnis dan keuangan dengan skala regional dan global. Bahkan, Jakarta akan menjadi pusat perekonomian dengan kota-kota di ASEAN. Penduduk DKI Jakarta tercatat sebanyak jiwa per tahun 2021. Dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak atau 50,37% dan penduduk perempuan sebanyak jiwa atau 49,63%. Selama periode 2017-2021 laju pertumbuhan penduduk meningkat sebanyak 2,13% dengan rata-rata pertumbuhan per tahun antara 1 -1,1%. Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, dengan kepadatan penduduk jiwa/km². Struktur penduduk DKI Jakarta didominasi oleh usia produktif 15-60 tahun sebanyak jiwa atau sebanyak 71,52% dari total penduduk. Penduduk usia belum produktif 0-14 tahun sebanyak jiwa atau 22%, serta usia non-produktif yang sudah melewati masa pensiun sebanyak jiwa atau 5,80%.
SelainMigas, Ini Potensi Sumber Daya Alam yang Dimiliki Natuna. Jadi Rebutan Negara Tetangga Tidak hanya dikenal dengan Migasnya, Natuna terkenal akan hasil perkebunannya. 3 jam lalu - DKI Jakarta. tanah kavling perumahan 3 jam lalu - Jawa Timur. Dijual Villa Mewah Bali 3KT 3KM Kawasan Ramai Ungasan Kuta Selatan - Badung
Andabisa menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta lewat telepon menggunakan nomor (021) 3158142. Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta. Sunting atau Hapus. Informasi Kontak. Hubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta. Telepon: (021) 3158142. Alamat.
Kegiatantersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga dan melindungi konservasi sumber daya alam yang ada seperti bersih pantai, penangkaran tukik, penanaman mangrove atau tanaman lain yang bisa hidup di pantai, penangkapan ikan di laut.
PersiapanPemprov DKI Jakarta Antisipasi Potensi Banjir Tahun Ini. Selasa, 5 November 2019 08:04 Reporter : melakukan koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air guna memastikan keberfungsian pompa mobile dan pompa stasioner yang tersebar di 164 lokasi. Pentingnya Sistem Peringatan Dini di Negara Risiko Bencana Alam
BupatiWajo Amran Mahmud Paparkan Potensi Sumber Daya Alam Wajo di Kecamatan Gilireng Menurut Amran Mahmud hampir semua potensi SDA ada di Wajo, bahkan ada yang tidak ditemukan di daerah lain, setidaknya di Sulawesi Selatan. 1 jam lalu - DKI Jakarta. 0812-4785-8708 Yuk Hanya Dengan 500 Jutaan Kamu Bisa Dapat 1 Unit Rumah 2 JAKARTA Ketergantungan Indonesia yang cukup tinggi terhadap negara lain dalam sektor perekonomian serta penguasaan sebagian sumber daya alam di Indonesia oleh asing dianggap sebagai bentuk penjajahan baru.Hal ini membutuhkan perubahan pola pikir pemerintah dan masyarakat agar Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri sesuai Khususuntuk kelompok jabatan fungsional berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1182/2005 telah diangkat 14 orang sebagai pejabat fungsional Pengendali Dampak Lingkungan, Kep Gub No.1345/2005 telah diangkat dalam Jabatan Pengendali Dampak Lingkungan Madya sebanyak 2 orang serta Kep Gub No. 1362/2005 RFa0UV.